Salvador (Antara Bali) - Rasa sayang Kamerun terhadap para pesepakbola terbaiknya berubah menjadi buruk, di mana penyerang Samuel Eto'o dituding oleh media lokal sebagai "pengkhianat" setelah memimpin serangkaian aksi pemogokan oleh tim Piala Dunia mereka pada akhir pekan.
Amukan serta sikap temperamental Eto'o telah lama mendapat toleransi karena kesuksesannya di lapangan, namun kelihatannya negaranya telah terlalu lama bersabar pada malam menjelang pertandingan pembuka melawan Meksiko di Piala Dunia.
Salah satu editorial surat kabar menuding bahwa peraih empat penghargaan Pemain Terbaik Afrika dan rekan-rekan setimnya sebagai "pengkhianat tingkat tinggi" akibat masalah penundaan keberangkatan mereka ke turnamen itu berlanjut pada pekan ini.
Pemogokan yang dilakukan oleh tim Piala Dunia terkait masalah uang membuat pesawat terbang mereka yang disewa dengan harga mahal baru dapat terbang ke Brazil 24 jam berikutnya, ketika para pemain berupaya menagih lebih banyak uang tampil dari federasi mereka.
Namun yang benar-benar mengusik para penggemar dan media adalah penolakan mereka untuk menerima bendera simbolis dari Perdana Menteri Philemon Yang pada akhir pertandingan pemanasan terakhir mereka melawan Modova di Yeounde Sabtu silam.
Pelatih timnas Kamerun asal Jerman Volker Finke menerima bendera itu untuk mewakili para pemain. (Reuters/ADT)