Denpasar (Antara Bali) - Bali memperoleh devisa sebesar 2,93 juta dolar AS dari ekspor kerajinan logam pada triwulan pertama 2014, atau meningkat 117,97 persen dari nilai devisa triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 1,34 juta dolar AS.
"Demikian pula dari segi volume naik 1.464,70 persen dari 380.067 unit pada triwulan pertama 2013 menjadi 5,94 juta unit pada triwulan pertama 2014," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.
Dari segi volume dan perolehan devisa, menurut dia, meningkat signifikan. Namun, hasil kerajinan logam kontribusinya hanya 2,21 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 132,96 juta dolar AS.
Ia menyebutkan bahwa hasil kerajinan berbahan logam yang menembus pasaran luar negeri itu berupa perhiasan untuk wanita yang dirancang sedemikian rupa sehingga unik dan menarik yang mendapat perhatian konsumen mancanegara.
Demikian pula, lanjut dia, dari segi harga sangat terjangkau, atau jauh lebih murah dibandingkan perhiasan dari bahan emas.
Ketut Teneng menjelaskan bahwa pasaran Singapura menyerap 29,91 persen dari total ekspor perhiasan logam tersebut menyusul pasaran Amerika Serikat 11,53 persen, Australia 2,69 persen, Jepang 0,20 persen, Prancis 1,71 persen, Hong Kong 23,87 persen, Spanyol 1,06 persen, dan Italia 3,69 persen.
Selain itu, kata I Ketut Teneng, juga menembus pasaran Belanda 9,53 persen, Jerman 1,51 persen dan 14,19 persen sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Mata dagangan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga yang berhasil menembus pasaran luar negeri.
Hasil kerajinan Bali lainnya yang menembus pasaran mancanegara, antara lain patung, kerajinan anyaman, keramik, kerang, lukisan, dan kerajinan tulang.
Singapura yang membeli hasil kerajinan logam dari Bali itu yang mencapai hampir 30 persen itu kembali diperdagangkan kepada wisatawan yang datang ke negara tersebut.
Konsumen luar negeri tertarik membeli aneka perhiasan logam maupun perak dari Bali sehingga wisman yang belum sempat ke Bali bisa membelinya di Singapura karena perajin Bali relatif cukup kreatif mengembangkan rancang bangun (desain) sesuai dengan perkembangan zaman yang dipadukan dengan muatan lokal sehingga kelihatan unik dan antik.
Importir asal Singapura dan Hong Kong di awal 2014 tercatat paling banyak membeli perhiasan buatan perajin Pulau Dewata, dan mereka banyak memboyong aneka seni perhiasan yang dipesan untuk memenuhi konsumen yang datang ke negara itu.
Untuk itu, pengusaha Singapura maupun Hong Kong paling gencar memesan barang perhiasan berupa gelang, giwang, kalung, dan bros yang bercirikan khas Bali. (WDY)
Ekspor Kerajinan Logam Bali Meningkat 117,97 Persen
Sabtu, 31 Mei 2014 11:26 WIB