Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara memprediksi Hari Raya Galungan dan Kuningan memberikan dampak yang relatif rendah terhadap inflasi karena peningkatan harga yang tidak signifikan.
"Hal ini sesuai dengan pola historis pergerakan harga pada momen Hari Raya Galungan dan Kuningan selama tiga tahun terakhir dimana dampaknya terhadap inflasi umumnya relatif rendah," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara, Benny Siswanto, di Denpasar, Sabtu.
BI telah melakukan survei dan pemantauan harga pangan hingga minggu kedua bulan Mei 2014 yang menunjukkan tren peningkatan harga yang rendah.
"Peningkatan tekanan harga bersumber pada peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan momen rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan yang berbarengan dengan banyaknya hari libur nasional yang jatuh pada bulan Mei," imbuhnya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya daging ayam ras, daging babi, sawi hijau, jeruk lokal, bayam, telur ayam ras, dan tomat sayur.
Sementara itu dari pantauan Antara di Pasar Badung, salah satu pasar terbesar di Pulau Dewata menunjukkan harga sejumlah kebutuhan hari raya memang mengalami kenaikan namun tak signifikan.
Untuk kebutuhan janur misalnya yang merupakan kebutuhan utama untuk keperluan upacara, mengalami kenaikan dari harga biasanya untuk satu bendel janur yang berisi 10 ikat dihargai Rp20.000 dari harga sebelumnya berkisar Rp18.000.
Sedangkan harga janur satu ikat yang berisi 40 lembar dihargai Rp6.000 atau naik Rp1.000 dari harga sebelumnya.
Namun pengakuan para pedagang janur, kenaikan harga itu belum terlalu signifikan.
"Kenaikannya tidak signifikan karena pasokan lancar," kata seorang pegadang janur, Nyoman Rai.
Belum terlalu signifikannya kenaikan harga itu karena selain pasokan melimpah, adanya janur jenis "ibung" dari Sulawesi menjadi pilihan alternatif masyarakat.
Berbeda dengan harga janur dan buah, harga daging babi di sentra pasar tradisional itu belum mengalami kenaikan.
"Harga daging babi per kilogram mencapai Rp55 ribu dan belum ada kenaikan," ucap Made Sekarini, pedagang daging babi.
Sedangkan harga telur ayam ras per butir mencapai Rp1.200 dari harga semula Rp1.100.
Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyatakan bahwa inflasi di Denpasar pada April 2014 mencapai 0,13.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga beberapa komoditas di antaranya daging babi, tarif kontrak rumah, dan nasi dengan lauk.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga di antaranya beras, kacang panjang, cabai rawit dan bawang merah. (WRA)
Dampak Galungan Terhadap Inflasi Rendah
Sabtu, 17 Mei 2014 17:46 WIB