Sorong (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
mengatakan di daerah terpencil yang terpenting adalah sekolah meskipun
berusia lebih tua dari usia sekolah.
"Yang terpenting adalah sekolah dulu. Berapapun usianya," ujar Mendikbud dalam kunjungannya ke Sorong, Papua Barat, Senin.
Bahkan
ada guru yang termasuk dalam program Sarjana Mengajar di daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) yang mengajar satu keluarga
yang terdiri dari bapak, ibu dan anak.
"Tidak apa-apa, usia berapapun sekolah," katanya. Di daerah pelosok, yang terpenting adalah kesadaran untuk belajar
Layanan pendidikan, kata dia, harus tetap diberikan meskipun dalam
kondisi terbatas. Salah satu upaya dari Kemdikbud adalah mengirim guru
SM3T ke pelosok negeri.
Pengiriman guru tersebut sudah dilakukan sejak empat tahun yang
lalu. Guru SM3T adalah guru lintas batas yang mempunyai idealisme dan
nasionalisme yang tinggi.
Mendikbud mengakui kondisi sekolah banyak yang tidak sesuai standar.
"Seperti jumlah murid yang kurang. Satu sekokah hanya sembilan orang hingga ruang kelas yang sedikit."
Dia mengharapkan dengan adanya program SM3T layanan akses pendidikan
bisa dijangkau masyarakat di pelosok. Pendidikan si pelosok sama
pentingnya dengan pendidikan di Jakarta.
Mendikbud menyebut hal itu bukan semata-mata pemerataan saja tetapi mewujudkan keadilan.
"Saat ini Angka Partisipasi Kasar (APK) baru 95 persen. Kami yakin bisa menaikkan APK melalui program SM3T itu," katanya. (WDY)
Mendikbud Bicara Soal Sekolah di Daerah Terpencil
Senin, 12 Mei 2014 19:50 WIB