Palembang (Antara Bali) - Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 Taufik Hidayat menyebut
peluang Indonesia dan Tiongkok relatif sama untuk meraih Piala Thomas
di New Delhi, India, 18-25 Mei 2014.
"Peluang Indonesia dan Tiongkok sebenarnya 50:50, tinggal bagaimana
tim pelatih menyiapkan strategi saja. Harus diingat, Piala Thomas ini
sifatnya beregu jadi peluang demikian terbuka lebar, berbeda dengan
negara lain, semisal Malaysia yang hanya memiliki Lee Chong Wei," kata
Taufik seusai tampil pada pertandingan ekshibisi Milo School Competition
2014 di Palembang, Sabtu.
Juara Indonesia Open enam kali ini mengemukakan, dengan format
pertandingkan lima partai yang terdiri atas tiga nomor tunggal dan dua
nomor ganda ini justru menjadi peluang sendiri bagi Tim Merah Putih.
"Untuk nomor ganda, Indonesia masih di atas Tiongkok. Artinya, bisa
bermain di sini dalam menerapkan susunan pemain," kata mantan atlet
nasional ini.
Berdasarkan hasil undian, Tim Thomas dibagi menjadi empat grup yakni grup A, grup B, grup C, dan grup D.
Tim Indonesia yang kali ini berstatus sebagai unggulan pertama
berada di grup A bersama dengan Thailand, Nigeria, dan Singapura.
Tiongkok yang berstatus sebagai unggulan kedua dan juara bertahan berada di grup D bersama China Taipei, Rusia, dan Prancis.
Grup C dihuni oleh Malaysia, Korea, Jerman, dan India, sementara grup B dihuni Jepang, Denmark, Hongkong, dan Inggris.
Tim Uber juga dibagi menjadi empat grup yaitu Tim Tiongkok yang
berstatus sebagai unggulan pertama dan juara bertahan berada di grup A
bersama dengan Tiongkok Taipei, Inggris, dan Singapore.
Indonesia sendiri berstatus sebagai unggulan kelima berada di grup B bersama Korea, Australia, dan Singapura.
Menurut Taufik, peluang Tim Uber Indonesia relatif kecil karena para pemain nasional keluar dari sepuluh besar dunia.
"Bukan bermaksud mengecilkan, namun untuk sektor putri masih sulit
untuk berbicara karena dominasi Tiongkok demikian terasa," ujarnya.
Gelar Thomas Cup terakhir dirasakan Indonesia pada medio 2002, sementara untuk Uber Cup yakni tahun 1996. (WDY)
Taufik Hidayat Sebut Peluang Indonesia dan Tiongkok Sama
Minggu, 27 April 2014 11:37 WIB