Jakarta (Antara Bali) - Pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor
Dirgantara menyebut, koalisi antara Partai Gerindra dan Demokrat dapat
meredupkan popularitas calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo
dalam Pemilu Presiden 2014.
"Koalisi Partai Gerindra yang paling potensial itu adalah dengan
Partai Demokrat, karena Gerindra memiliki Prabowo effect yang dalam
Pemilu Legislatif mampu meningkatkan suara, serta akan dilapis oleh SBY
(Susilo Bambang Yudhoyono) effect yang diyakini masih signifikan. Besar
kemungkinan itu akan meredupkan Jokowi effect," kata Igor dihubungi
Antara, dari Jakarta, Senin (14/4) malam.
Igor tidak menampik, koalisi antara Gerindra dan Demokrat belum
dapat memenuhi persyaratan ambang batas perolehan suara atau
presidential threshold berupa 20 persen suara di DPR atau 25 persen
suara nasional dalam pemilu legislatif.
Namun koalisi Gerindra dengan Demokrat menurut dia akan menjadi
magnet elektoral bagi publik dan parpol berbasis massa Islam untuk
bergabung.
"Jika Gerindra berkoalisi dengan Demokrat, parpol berbasis masa
Islam seperti PAN, PKS, PPP, dan PBB bisa ikut bergabung dalam apa yang
sering disebut sebagai koalisi tenda besar," ujar dia.
Menurut dia, dalam koalisi tenda besar itu, Gerindra tentu akan
mengusung capres Prabowo Subianto, dan cawapres dari Demokrat. Sementara
partai berbasis massa Islam bisa mendapatkan jatah kursi menteri.
"Hanya strategi ini yang masuk akal untuk mengalahkan figur yang
melulu mengandalkan popularitas seperti Jokowi," kata Igor.
Lebih lanjut dia mengutarakan, jika dalam koalisi Gerindra-Demokrat
itu SBY tidak mengusulkan cawapres dari Demokrat, maka kemungkinan
besar SBY akan merestui Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai cawapres
mendampingi Prabowo Subianto, karena adanya ikatan besan antara SBY
dengan Hatta Rajasa.
"Di sana Prabowo bisa di-branding juga sebagai motor koalisi
Indonesia Bangkit yang sepenuhnya didukung partai incumbent dan akan
melanjutkan sekaligus memperbaiki apa yang sudah dicapai pemerintahan
SBY," ujar dia. (WDY)
Koalisi Gerindra-Demokrat Potensial Redupkan Popularitas Jokowi
Selasa, 15 April 2014 10:37 WIB