Denpasar (Antara Bali) - Kawasan sekitar Pura Uluwatu, Kabupaten Badung, menjadi objek wisata favorit di Pulau Dewata, sehingga dikunjungi banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri, bahkan terbanyak kedua setelah Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.
Sesuai data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Sabtu, menyebutkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pura Uluwatu selama 2013 sebanyak 820.999 orang, terdiri atas 498.070 wisatawan asing, dan 322.929 wisatawan domestik. Sedangkan Tanah Lot dikunjungi sekitar tiga juta orang.
Jumlah pengunjung objek wisata alam yang menakjubkan di hamparan Uluwatu meningkat. Sebelumnnya, yaitu selama 2012 jumlah wisatawan yang mengunjungi objek wisata ini sebanyak 803.567 orang.
"Banyak turis asing minta ke Uluwatu," kata pengamat pariwisata Bali, Dewa Nyoman Putra.
Pura Uluwatu terletak 30 km selatan Kota Denpasar, atau 15 km dari Bandara Ngurah Rai.
"Pura ini memiliki daya tarik tersendiri, karena batu karang yang ada ditumbuhi semak-semak yang dihuni ratusan kera-kera jinak dan dilindungi oleh masyarakat sekitar," kata Nyoman Putra yang berprofesi sebagai pemandu wisata sejak belasan tahun lalu.
Tempat suci umat Hindu itu berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya Pulau Bali, ini yang mennjadikan daya pikat setiap turis yang berkunjung ke sini.
Lokasi pura ini dinilai sangat indah dan menakjubkan, karena berada di atas tebing yang lanngsung menghadap ke laut lepas. Suasana ini membuat suasana Pura Uluwatu yang didirikan sekitar abad sebelas semakin terkesan kesakralannya.
Tebing yang curam dan tinggi di pura ini merupakan tempat yang tepat untuk menyaksikan matahari terbenam di upuk barat. Turis tentu senang bisa menyaksikan suasana matahari terbenam yang dipadukan dengan hamparan laut serta ombak yang mendebur-debur.
"Sungguh luar biasa sunset di Uluwatu," komentar wisatawan asing yang sempat meninjau lokasi itu sebagai mana ditirukan Dewa Nyoman Putra, sebab dalam suasana matahari semakin merendah, semburan cahaya ke kuning-kuningan menjadikan pemandangan semakin syahdu.
Putra menjelaskan, orang asing yang pernah diantarnya setelah puas menikmati panorama alam yang menakjubkan itu dengan tenggelamnya matahari, maka pelancong sambiil beristirahat disuguhkan dengan tarian yang dibawakan para seniman Bali.
Pagelaran yang ada di pangggung terbuka itu berupa tarian kecak, yang sakral namun juga menghibur. Pagelaran ini sengaja diadakan untuk wisatawan di areal Pura Uluwatu setiap hari setelah tenggelamnya matahari, demikian Putra. (WDY)