Makassar (Antara Bali) - Pada 2014 Indonesia menargetkan produksi rumput laut basah
sebesar 10 juta ton atau sekitr satu juta ton rumput laut kering.
"Hal ini menyikapi tingginya permintaan pasar dunia dan Indonesia
menempati posisi sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia
dengan volume ekspor174 ribu ton atau setara degan nilai transaksi
dagang 132,48 juta dolar Amerika pada 2013," kata Kepala Pusat Karantina
Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Antarjo Dikin di sela-sela
kehadirannya di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, rumput laut merupakan bagian dari potensi
keanekaragaman hayati yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia.
Rata-rata produksi mencapai 46,73 ton per tahun dan dimanfaatkan sekitar
0,7 juta ton per tahun untuk bahan makanan, pakan ikan, cat, keramik,
kosmetik, pasta gigi, shampo dan farmasi (obat-obatan).
Menurut dia, dari total eskpor rumput laut ke luar negeri, sekitar
50 persen diantaranya dikirim ke China. Sisanya dikirim ke negara-negara
Eropa seperti Belanda, Denmark, Prancis, Spanyol dan Inggris).
"Prospek ekonomi rumput laut ini sangat baik, karena menjadi bisnis
baru yang menjanjikan dan bahan makanan sehat," katanya.
Turunan produk rumput laut yang dihasilkan banyak kegunaannya
diantaranya sebagai pengenyal, pengemulsi dan penjernih. Dari sekitar
555 jenis rumput laut tersebar di Indonesia, 55 jenis di antaranya
diketahui bernilai ekonomis tinggi.
Adapun tiga jenis rumput laut yang sudah dikembangkan adalah
Gracilaria spp (agar-agar), Eucheuma cottoni (karaginan) dan sargassum
spp (Alginat) spinosum dengan lahan budidaya mencapai 1.110.900 hektare.
"Untuk mendukung kegiatan ekspor, semua persyaratan pasar
mancanegara harus diperhatikan misalnya batas cemaran timbal (Pb) pada
rumput laut sebesar 0,001 persen (10 ppm) dan Arsenik (As) maksimum
0,0002 persen (2 ppm)," katanya. (WDY)
Target Produksi Rumput Laut 10 Juta Ton
Sabtu, 22 Maret 2014 20:05 WIB