Denpasar (Antara Bali) - Calon anggota Legislatif untuk DPRD Provisi Bali dari partai Demokrat I Putu Oka Mahendra mengatakan infrastruktur di Tabanan perlu lebih ditata, karena selama ini masalah kerusakan jalan masih kurang mendapatkan perhatian.
"Infrastuktur adalah mesin ekonomi, jika hal itu lemah maka akan mengurangi minat investor untuk menanamkan modal", katanya di Tabanan, Minggu.
Politisi asal Desa Pejaten, Tabanan ini mengatakan ke depan partainya akan memperjuangkan bagaiamana perbaikan fasilitas parkir di tempat-tempat wisata di Tabanan.
"Tujuan wisata di Tabanan seperti Jatiluwih dan Telaga Tunjung kurang mendapatkan perhatian di sektor penataan tempat parkirnya," ujar Putu Oka Mahendra.
Ia yang kini Wakil ketua komisi III DPRD Tabanan menambahkan untuk pengembangan tempat tujuan wisata di daerah Tabanan masih terkendala pendanaan yang minim.
"Bisa kita ambil contoh pada tahun 2009-2010 di Dinas Pariwisata Tabanan hanya mendapat Rp 15-20 juta pertahun untuk pengembangan program, padahal pariwisata di Tabanan memberikan kontribusi yang sangat tinggi," ujar Mahendra.
Untuk pengembangan pariwisata di daerah yang terkenal dengan lumbung berasnya Bali ini, pihaknya berharap bisa mengembangkan pariwisata yang berbasis kepada pertanian.
"Kami sudah memperjuangkan agar setiap desa pakraman mendapatkan bantuan dana hingga Rp 15 juta disamping bantuan dari Provinsi Bali, agar dapat mengembangkan potensi daerahnya," ujarnya.
Dengan demikian desa pakraman bisa menjadi penopang utama dari pengembangan pariwisata pertanaian lewat organisasi Subak dan juga sekaa atau perkumpulan lain di desa.
Ia mengharapkan agar pembangunan di Tabanan memiliki skala prioritas sehingga dapat berjalan secara baik dan teratur dan tidak seperti permasalahan pembongkaran patung Wisnu Murthi di Kediri Tabanan.
"Untuk kasus itu sebenarnya tidak ada koordinasi dengan DPRD Tabanan terlebih dulu, dan setelah timbul permasalahan baru ada pemberitahuan ke DPRD, dan menurut kami pembangunan patung tersebut bukan prioritas, walaupun akhirnya menghabiskan dana hingga Rp 1 milyar," ujarnya. (WRA)