Denpasar (Antara Bali) - Tokoh Masyarakat Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Wayan Ranten, mendorong Pemerintah Provinsi Bali segera merevitaliasi kawasan Teluk Benoa agar lebih indah dan nyaman.
"Kami mendukung langkah pemerintah untuk merevitalisasi menjadi lebih baik seperti halnya di negara-negara berkembang lainnya," ujarnya di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, revitalisasi dapat dilakukan dengan membangun objek wisata baru berkelas internasional sehingga bisa menarik dan meningkatkan jumlah wisatawan yang berlibur ke Pulau Dewata itu.
Ia menjelaskan bahwa sebelum melakukan revitalisasi harus melakukan pengkajian dan perjanjian bersama masyarakat setempat.
Bebeberapa syarat yang harus dipenuhi oleh investor dalam merevitaliasi kawasan itu, di antaranya harus mengembalikan luas Pulau Pudut seperti sebelumnya yang mencapai 8 hektare dan menjadi hak milik Desa Adat Tanjung Benoa.
Selain itu investor harus menyediakan lahan bagi warga miskin Tanjung Benoa sehingga mereka bisa memiliki tempat tinggal di kawasan revitalisasi.
Selanjutnya investor harus bisa menjamin kelangsungan penangkaran penyu, objek wisata olahraga air, aktivitas nelayan, dan usaha lainnya di Tanjung Benoa.
"Jika semua syarat yang diajukannya itu bisa dipenuhi, maka rencana revitalisasi Teluk Benoa bisa dilakukan. Ini rencana pengembangan yang sangat bagus, kenapa kita harus menolak?" ujarnya.
Selama rencana pengembangan Teluk Benoa itu dilakukan dengan baik akan didukung oleh masyarakat setempat agar kesejahteraan masyarakat bisa terjamin.
Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Tanjung Benoa, Ranten sangat tersinggung dengan beberapa ulah para artis luar Bali yang ikut-ikutan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.
"Kalau reklamasi memang kami tolak. Tapi, ini rencana revitalisasi Teluk Benoa dikembangkan menjadi lebih cantik," ujarnya.
Dia mengingatkan orang di luar Bali, sekali pun seorang selebritas, jika tidak memahami atau tidak mengetahui akar persoalan, maka lebih baik tidak perlu ikut campur urusan Teluk Benoa karena akan memperkeruh suasana.
Dengan demikian, dia berharap kepada pemerintah untuk melakukan pengkajian kembali rencana revitalisasi itu dengan tetap memperhatikan keluhan dan kondisi masyarakat setempat. (M038)