Denpasar (Antara Bali) - Duta seni Kota Denpasar menyuguhkan fragmentari yang mengisahkan filosofi Catur Muka pada pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-35 yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu sore.
Catur Muka dalam kepercayaan Hindu merupakan simbolis perwujudan Dewa Brahma sebagai dewa pencipta yang memiliki empat wajah mengarah pada empat penjuru mata angin.
Sementara dikaitkan dengan Kota Denpasar, ibu kota Provinsi Bali itu juga memiliki pemetaan empat kecamatan, yakni Denpasar Timur, Denpasar Selatan, Denpasar Barat, dan Denpasar Utara dan tersirat dalam wujud patung Catur Muka pada Catus Pata atau pusat Kota Denpasar.
Sajian fragmentari dengan iringan gamelan dinamis yang menampilkan filosofi Catur Muka dibawakan oleh Sanggar Samhita Walaka dari Banjar (dusun) Batanbuah Desa Kesiman. Fragmentari juga dipadukan dengan ogoh-ogoh atau boneka raksasa berbentuk Catur Muka.
Selain menampilkan fragmentari, sajian duta Kota Denpasar juga diisi deretan remaja putri dengan balutan rias modifikasi serta tari baris yang menjadi tari khas Kota Denpasar.
Tidak ketinggalan sajian tata busana adat dengan ikon kain endek disajikan oleh pemuda-pemudi Kota Denpasar dan gamelan selonding inovatif yang dibawakan oleh anak-anak Siwer Nadi Swara Kota Denpasar.
Sama dengan kabupaten lainnya di Bali, Kota Denpasar pun menampilkan mobil hias yang memuat tokoh-tokoh dan seniman budayawan yang telah menjadikan Denpasar semakin terkenal dengan budayanya diantaranya tokoh kerawitan Bali Bapak I Wayan Berata dan Jero Made Puspawati yang juga ibu dari Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga. (LHS)
Denpasar Suguhkan Fragmentari Berfilosofi Catur Muka
Sabtu, 15 Juni 2013 18:54 WIB