Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Denpasar mendukung langkah klinik mata Ciputra SMG Eye Clinic Bali menghadirkan teknologi operasi laser mata (Lasik) generasi terbaru di Pulau Bali terutama pemilihan lokasi di Kota Denpasar.
“Kami sangat mendukung karena kehadirannya di satu sisi membantu masyarakat kami mendapat layanan kesehatan, Lasik sudah banyak tapi disini ada kelebihan inovasinya,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Denpasar I Wayan Sukrayasa di Denpasar, Jumat.
Ia melihat teknologi yang dihadirkan seperti alat Lasik berdurasi hanya delapan detik ini menunjukkan bahwa di Kota Denpasar saat ini ada klinik mata yang mengedepankan standar dan mutu tinggi yang bahkan belum diterapkan di pelayanan kesehatan lain.
Selain itu menunjukkan bahwa investor nasional banyak yang tertarik menanamkan modal di Kota Denpasar untuk usaha yang peduli terhadap kesehatan masyarakat.
Wayan Sukrayasa berharap rumah sakit pemerintah daerah memiliki alat yang sama, namun karena terbatas anggaran, sehingga saat ini masyarakat Bali atau wisatawan dapat datang ke klinik tersebut jika membutuhkan.
“Harapan hadir di rumah sakit daerah tentu ada tapi tergantung anggaran apakah bisa pengadaan alat seperti ini, kepada mereka kami belum ada target yang jelas kami senang mereka ingin memberi pelayanan kesehatan bermutu ke masyarakat,” ujarnya.
Kepala Ciputra SMG Eye Clinic Bali Ni Kompyang Rahayu menjelaskan bahwa pelayanan bernama Smile Pro Flapless Lasik ini menjadi teknologi terbaru dan pertama di Pulau Bali.
Mereka mendatangkan VisuMax 800 Femtosecond Laser asal Jerman yang dapat menyelesaikan operasi mata dalam delapan detik sementara Lasik umumnya memerlukan waktu 23 detik.
“Kalau mesin-mesin terdahulu lasernya sekitar 23 detik jadi agak lama, kalau pasien pada saat Lasik kan harus fokus di suatu titik, biasanya setelah 10 detik fokus pasien itu sudah berubah jadi diperbaiki teknologinya menjadi delapan detik saja, ini memberi empati terhadap pasien,” ujarnya.
Ni Kompyang Rahayu menyampaikan tak semua orang dapat menjadi pasien Lasik dengan teknologi ini, karena hanya bagi penderita rabun jauh maksimal 10 dan silinder lima, berusia 18 tahun ke atas, dan tidak memiliki kelainan mata lain.
Dengan biaya operasi mata sekitar Rp36 juta, ia memastikan masyarakat Bali atau wisatawan dapat kembali melihat dengan jernih kurang dari 24 jam setelah dilaser, selain itu mereka memberikan fasilitas menginap di hotel dan transportasi sehingga memudahkan pasien melakukan pengobatan.
