Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Dirgantara Indonesia (PTDI) meneken dokumen kontrak penjualan lima unit pesawat Nurtanio N219 dengan mitra untuk Pemerintah Demokratik Republik Kongo, di sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2024 di Bali.
“Kami memberikan solusi transportasi udara yang cocok untuk memenuhi kebutuhan di beberapa wilayah di Afrika,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Menurut dia, Afrika memiliki potensi besar untuk pertumbuhan pasar aviasi, dengan kebutuhan yang signifikan terhadap pesawat-pesawat regional yang harus mampu beroperasi di bandara-bandara dengan infrastruktur yang belum optimal.
Ada pun pesawat N219 tersebut didesain khusus untuk penerbangan perintis di medan yang sulit, sehingga memiliki keunggulan untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah negara di Afrika.
“Kami menargetkan pesawat N219 tidak hanya untuk pasar domestik, tetapi juga untuk internasional, terutama di kawasan Asia Pasifik dan Afrika,” ujarnya pula.
Baca juga: PTDI ekspor satu unit Pesawat NC212i pesanan Thailand
Ia menambahkan kontrak pengadaan baru pesawat N219 diharapkan menciptakan dampak signifikan dalam penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Afrika.
Selain itu, memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis bagi negara-negara Afrika.
Sebelumnya, pihaknya telah memperoleh kontrak pesawat N219 sebanyak enam unit dari Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AD.
Hingga akhir 2023, BUMN itu memperoleh Letter of Intent (LoI) sebanyak 25 unit pesawat N219 untuk digunakan di China.
Pada kesempatan yang sama, pihaknya juga menekan kerangka perjanjian dengan mitra dari Pemerintah Kongo untuk pengadaan dua unit pesawat CN235-220 untuk transportasi militer di Angkatan Udara Kongo.
Selain itu, penandatanganan kontrak perawatan berkala selama empat tahun untuk dua unit pesawat CN235-220 milik Angkatan Udara Senegal.
Ia menjelaskan pesawat CN235-220 merupakan salah satu produk unggulan yang telah digunakan di berbagai negara.
Ada pun ekspor CN235 ke negara-negara Afrika sejak awal 2000, masing-masing sebanyak satu unit kepada Burkina Faso, Guinea, dan ada tiga unit ke Senegal.
“Dengan mengembangkan kerja sama di sektor aviasi dan transportasi, diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi peningkatan investasi, perdagangan dan pertukaran teknologi antar-kedua kawasan,” katanya pula.