Badung, Bali (ANTARA) - Organisasi kepemudaan nonprofit, Indonesia Youth Diplomacy, mulai membangun jejaring dengan organisasi pemuda di Afrika guna mendukung momentum kemajuan pembangunan yang inklusif.
“Pemuda Indonesia dan pemuda di negara-negara Afrika juga sudah bisa mulai berjejaring dari sekarang karena 10 hingga 30 tahun dari sekarang, banyak negara Afrika akan menjadi negara maju,” kata Ketua Indonesia Youth Diplomacy Michael Victor Sianipar di sela sesi khusus Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.
Menurut dia, pemuda memiliki peran dalam menentukan tata dunia global yang baru yang menekankan keadilan terhadap negara di Asia dan Afrika.
Pasalnya, lanjut dia, tata dunia saat ini hanya menguntungkan negara-negara tertentu sehingga perlu ada pergeseran yang harus diantisipasi khususnya dapat dikontribusikan oleh para pemuda.
Untuk itu, para pemuda dapat memperluas jaringan di Afrika misalnya melalui peran kedutaan negara sahabat yang ada di Indonesia.
“Pemuda Indonesia harus memperluas perspektifnya supaya bisa berinovasi dan bisa memanfaatkan momentum yang dimiliki oleh pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Afrika,” imbuhnya pada sesi khusus bertajuk kemitraan parlemen Indonesia-Afrika untuk pembangunan.
Apalagi, lanjut dia, Indonesia didukung dengan bonus demografi yakni penduduk yang lebih banyak usia produktif sehingga menjadi katalis mendukung pertumbuhan di Indonesia dan Afrika.
Selain itu, Indonesia dan Afrika juga memiliki sejarah yang panjang dan kedekatan hubungan di antaranya Semangat Bandung dari pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
KAA pada 1955 atau sudah 69 tahun tersebut menjadi tonggak sejarah untuk memupuk persaudaraan dan solidaritas di antara negara di Asia dan Afrika.
“Ke depan semangat itu kami harapkan pemuda Indonesia dan Afrika bisa melihat masa depan sejahtera, Indonesia Emas 2025 yang bisa diraih bersama, kita merdeka bersama-sama, negara di Asia dan Afrika juga harus maju bersama,” ucapnya.
Berdasarkan data Bank Pembangunan Afrika bahwa Afrika menjadi benua dengan pertumbuhan tertinggi kedua di dunia dengan proyeksi pertumbuhan ekonominya mencapai 3,7 persen pada 2024.
Sedangkan pada 2025, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Afrika diperkirakan tumbuhan mencapai 4,3 persen.
Geliat ekonomi itu sejalan dengan pertumbuhan positif di Indonesia yakni ekonomi diproyeksi tumbuh 5,3 persen pada 2024 dan diperkirakan tumbuh 5,2 persen pada 2025.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut IAPF dihadiri oleh delegasi parlemen dari 20 negara di Afrika yang sebagian besar dipimpin langsung ketua parlemennya.
Beberapa negara di kawasan Afrika yang hadir itu di antaranya dari Algeria, Angola, Benin, Burundi, Djibouti, Eswatini, Ghana, Kenya, Malawi, Mauritius, Maroko, Nigeria, Tanzania, Tunisia, Zimbabwe, Etiopia, Libya, Mozambik, Somalia, dan Afrika Selatan.
Baca juga: Pemkot Denpasar siap bantu pengembangan organisasi pemuda