Gianyar, Bali (ANTARA) - Turnamen Piala Presiden 2024 tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi klub sepak bola Indonesia bersaing di kancah nasional dan melahirkan pemain-pemain berbakat.
Lebih dari itu, kompetisi pramusim tersebut juga menjadi mesin yang memutar ekonomi, khususnya usaha mikro dan kecil.
Gemerincing rupiah ikut dirasakan langsung Ni Luh Asrini, salah satu pelaku usaha mikro yang membuka warung di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, yang sehari-harinya berjualan makanan dan minuman ringan.
Ia sudah menantikan kompetisi tahunan tersebut karena tentunya stadion diramaikan kehadiran suporter yang haus tontonan menarik dengan sistem gugur di kompetisi yang diadakan sejak 2015 tersebut.
Apalagi turnamen itu menjadi katalisator dan menambah pundi-pundi rupiah, sembari menunggu musim kompetisi 2024/2025 dimulai pada Jumat (9/8).
Beberapa minggu sebelum pertandingan dilaksanakan, ia sudah memutar otak untuk mencicil pembuatan barang dagangan.
Produk makanan kecil, kopi, hingga minuman ringan diserbu suporter yang menonton pertandingan bisa mencapai kisaran Rp4 juta hingga Rp5 juta, melonjak signifikan dibandingkan rata-rata penjualan harian sekitar Rp500 ribu.
Pedagang lain yang juga ketiban rezeki adalah Made Martawan yang menjual kaus dan jersi Bali United, lengkap dengan aksesori, seperti topi dan syal.
Untuk kaus, ia membuat sendiri desain hingga proses sablon dibantu oleh keluarganya, yang disiapkan minimal dua bulan sebelum pertandingan.
Baca juga: Gubernur Bali: Ajang Piala Presiden dongkrak geliat UMKM
Dari usaha rumahan itu, ia bisa memproduksi kisaran 500 hingga 1.000 potong kaus, dengan harga jual bervariasi untuk setelan anak-anak hingga pakaian untuk dewasa.
Saat pertandingan, penjualan di toko yang berada di depan pintu masuk Stadion Dipta itu bisa meningkat 25-50 persen, belum termasuk pemesanan oleh suporter yang rata-rata mencapai tiga lusin kaus Bali United.
Pembelinya pun beragam, mulai dari suporter, penonton, hingga turis asing yang kerap datang memberikan dukungan, khususnya kepada tim tuan rumah.
Selama sepekan, yang berarti di Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai tuan rumah babak penyisihan grup B Piala Presiden, ia meraup cuan yang menggiurkan dan berharap ajang serupa diadakan di Bali untuk terus menumbuhkan usahanya.
Kreativitas seniman
Tidak hanya pelaku usaha mikro dan kecil, ajang itu juga memberikan dampak kepada pelaku ekonomi kreatif, khususnya seniman yang mendesain jersi tim tuan rumah, Bali United.
Dampak ekonomi itu juga dirasakan seniman Dewa Gede Raka Jana Nuraga yang mendesain seragam baru tim dengan julukan Serdadu Tridatu itu dengan menonjolkan desain khas Bali.
Total ada 41 pelaku usaha mikro dan kecil yang membuka peruntungan di sekitar area Stadion Dipta, utamanya penjual makanan dan minuman ringan, hingga restoran berskala kecil.
Stadion yang memiliki kapasitas 18 ribu tempat duduk itu menjadi salah satu lokasi untuk babak penyisihan Grup B Piala Presiden 2024, selain di Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sementara semifinal dan final dilangsungkan di Stadion Manahan, Solo.
Total ada delapan klub sepak bola yang berlaga di turnamen itu, dengan empat di antaranya bertanding di Bali untuk penyisihan Grup B Piala Presiden 2024 sejak Minggu (21/7) hingga Jumat (26/7).
Tim tersebut adalah Bali United, Madura United, Persija Jakarta, dan Arema FC, dengan total ada enam pertandingan yang disaksikan ribuan suporter.
Ekosistem baru
Meski berbeda aliran, UMKM dan pelaksanaan ajang olahraga memiliki keterkaitan dalam mendukung ekonomi masyarakat.
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menilai dipilihnya Bali sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan babak penyisihan Piala Presiden 2024 dapat memicu ekosistem baru pengembangan ekonomi daerah.
Selain mendukung pengembangan olahraga di Pulau Dewata, ajang itu juga mendorong geliat ekonomi pelaku UMKM.
Kreativitas masyarakat, terutama anak-anak muda, juga tumbuh karena mereka terpacu untuk mendesain karya unik dan menarik dalam menciptakan pernak pernik yang menjadi buah tangan setelah menonton pertandingan di Stadion Dipta.
Baca juga: Arema maju ke semifinal Piala Presiden 2024 usai bantai Madura United
Di sisi lain, karakter masyarakat Bali yang kondusif juga mendukung perhelatan turnamen sepak bola itu berjalan lancar dan aman.
Padahal, tim tuan rumah Bali United tidak lolos dalam fase grup, sehingga secara langsung memberikan iklim positif untuk berbagai kegiatan, mulai dari pariwisata hingga ajang olahraga.
Keamanan yang kondusif dan semangat sportivitas di Pulau Dewata diharapkan mendorong panitia penyelenggara untuk terus memilih Bali sebagai tuan rumah ajang olahraga berikutnya karena membuat pelaku UMKM tersenyum.
Berdasarkan data Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Bali, pelaku UMKM di Pulau Dewata pada 2023 tercatat sebanyak 439.382 usaha, 395 ribu di antaranya pelaku usaha mikro.
Dari jumlah tersebut, paling banyak berada di wilayah Kabupaten Gianyar mencapai 75.666 usaha, sebanyak 50 ribu di antaranya adalah pelaku usaha mikro.
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kriteria usaha mikro adalah mereka yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp50 juta di luar tanah dan bangunan tempat usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta.
Dukungan infrastruktur
Baik pelaku usaha hingga pemerintah daerah satu suara yang mengharapkan Bali kembali dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Presiden untuk tahun berikutnya atau ajang serupa lainnya.
Pasalnya, Bali memiliki infrastruktur yang terbilang lengkap untuk mendukung pengembangan olahraga, mulai dari akses, fasilitas hingga atraksi wisata sebagai sisi lain yang menambah daya tarik di Bali.
Salah satu fasilitas olahraga itu adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta yang sudah sesuai standar internasional dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Selain itu, ada juga fasilitas tempat latihan sepak bola di Pulau Dewata, milik klub Bali United di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, seluas total 30 hektare.
Selanjutnya, dukungan sponsor juga memegang peranan penting yang menambah semangat klub-klub yang berlaga di Piala Presiden 2024 karena hadiah yang menggiurkan.
Untuk juara pertama, selain membawa trofi, juga mendapatkan hadiah sebesar Rp5,25 miliar, kemudian juara kedua Rp2,75 miliar, dan juara ketiga mendapatkan Rp1,75 miliar.
Tidak hanya itu, ada juga hadiah untuk peringkat keempat, pemain terbaik, pemain muda terbaik dan pencetak gol terbanyak.
Besaran hadiah itu meningkat dibandingkan hadiah semula, misalnya untuk hadiah juara pertama naik sebesar Rp250 juta.
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait mengungkapkan peningkatan hadiah itu seiring kepercayaan sponsor terhadap turnamen antarklub sepak bola tahunan tersebut.
Jumlah total dana yang dikumpulkan dari sponsor per 31 Juli 2024 mencapai Rp79 miliar.
Dana tersebut dari sponsor perusahaan swasta atau bukan dari BUMN, sehingga tidak membebani APBN/APBD, dengan melibatkan lembaga auditor internasional untuk mendukung transparansi pelaksanaan turnamen pramusim itu.
Dengan begitu, harapannya untuk pelaksanaan berikutnya diikuti penambahan klub yang berpartisipasi, sehingga makin banyak klub yang ikut, makin banyak juga kesempatan pelaku usaha menciptakan peluang bisnis.