Malang (Antara Bali) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, Al Quran belum dijadikan pedoman dalam membangun sains, karena ummat Islam lebih menerima kajian Barat yang bersifat empiris.
Sementara kajian agama lebih diketepikan karena difahami sebagai ajaran yang bersifat dogmatis, kata SDA, sapaan akrab Suryadharma Ali, saat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Senat Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Sabtu (23/2).
SDA memperoleh gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari universitas tersebut dalam bidang Epistemologi Kajian Islam Indonsia, dengan subtema Memperluas Horizon Kajian Islam, Menjawab Tantangan Perubahan. Hadir pada acara tersebut sekitar 1.000 undangan dari jajaran Kemenag, ulama, ormas dan kalangan akademisi.
Padahal, katanya, petunjuk Al Quran yang menjadikan umat terdahulu unggul dalam menciptakan kegemilangan pada bidang sains dan teknologi adalah karena mereka mendasarkan Al Quran dan Hadits sebagai pedoman dan sekaligus sumber petunjuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sistematis.
Sains dan teknologi yang disandarkan kepada Al Quran dan Hadits seharusnya tidak menjadikan umat Islam berpandangan sempit, karena banyaknya anjuran kedua pedoman umat Islam tersebut yang mendukung akal sebagai alat penggali ilmu pengetahuan, katanya.
Sebagai pedoman hidup, kata Menteri Agama, kitab suci Al Quran bagi umat Islam seharusnya mampu mengantarkan umat memiliki harga diri, izzah, nilai takwa, adil, jujur, amanah, dan ikhlas.
Disamping harus dijadikan daya dorong bagi tumbuhnya semangat "inquiry" sebagaimana dalam tradisi sains. Apabila hal tersebut dipadukan akan melahirkan generasi ulul albab, orang yang memiliki pemikiran cerdas, sesuai dambaan, kata Menag Suryadharma Ali. (*/T007)