Denpasar (ANTARA) - Turnamen Piala Asia Putri U17 2024 berlangsung di Bali pada 6-19 Mei 2024. Sebagai tuan rumah turnamen bertajuk AFC U17 Women’s Asian Cup 2024, Indonesia mengambil tempat penyelenggaraan di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
Turnamen ini mempertemukan delapan negara yang terbagi dalam dua grup yakni A dan B. Tim Nasional (Timnas) Indonesia Putri U17 berada di Grup A bersama Korea Selatan, Korea Utara, dan Filipina, setelah melalui pengundian resmi di markas AFC, Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis (7/3). Sedangkan di Grup B diisi oleh tim kuat lainnya yakni ada China, Australia, Jepang dan Thailand.
Kompetisi tersebut menjadi kesempatan emas bagi Indonesia berserta tim Putri U17 yang dilatih oleh pelatih asal Jepang, Satoru Mochizuki, untuk menunjukkan kemampuannya dalam suatu kompetisi internasional.
Ada dua tempat utama pelaksanaan turnamen sepak bola putri bergengsi tingkat Asia itu yakni Stadion Kapten I Wayan Dipta dan Bali United Training Center (TC), keduanya berlokasi di Kabupaten Gianyar.
Sehari-harinya tempat pemusatan latihan (TC) itu kerap digunakan sebagai tempat berlatih klub kebanggaan masyarakat Pulau Dewata, Bali United.
Tempat pemusatan latihan milik klub dengan jersi merah, hitam dan putih itu terletak di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Di lapangan inilah pemain Bali United, Ilija Spasojevic dan kawan-kawan menempa latihan teknik, taktik dan fisik dengan arahan sang pelatih kepala Stefano Cugurra.
Selain menjadi tempat berlatih, tempat ini juga digunakan sebagai tempat untuk membina bibit pemain muda yang menekuni dunia sepak bola dari usia dini mulai kategori umur delapan tahun.
TC di pesisir timur kabupaten yang terkenal dengan seni budayanya itu berjarak sekitar 10 kilometer dari Stadion Kapten I Wayan Dipta yang berada di Jalan By Pass Buruan, Kecamatan Blahbatuh.
Apabila menempuh perjalanan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung menuju tempat pemusatan latihan itu berjarak 32 kilometer. Begitu juga jarak dari bandara menuju Stadion Dipta yang berada di bagian tengah Gianyar berjarak sekitar 40 kilometer.
Standar FIFA
Chief Executive Officer (CEO) Bali United ,Yabes Tanuri, menjelaskan tempat pemusatan latihan itu berdiri di atas lahan seluas 30 hektare dengan total ada delapan lapangan.
Pembangunan fasilitas olahraga itu dilakukan sejak 2020 yang ditujukan untuk mendukung pariwisata olahraga (sport tourism) yang saat ini banyak digemari wisatawan di Bali seiring makin banyaknya ajang olah gerak fisik diselenggarakan di Pulau Dewata.
Agenda olahraga di Bali kerap menyedot peminat baik peserta dari sejumlah kota di Tanah Air maupun mancanegara yang umumnya mereka juga merupakan wisatawan asing.
Selain melakukan aktivitas fisik, wisatawan atau penonton di tempat pemusatan latihan itu juga dapat menikmati pemandangan alam yang indah, berbatasan langsung dengan Pantai Purnama di Kecamatan Sukawati.
Lapangan hijau itu memiliki latar yang unik dengan pemandangan biru laut di Pantai Purnama sekaligus menikmati desir ombak.
Di tempat pemusatan latihan itu ada delapan lapangan dengan masing-masing berukuran 105 x 68 meter dengan zona untuk keamanan mencapai 10 meter di setiap sisi.
Rumput di setiap lapangan merupakan tipe hibrida menggunakan jenis Zoysia Matrella yang sudah sesuai standar Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Induk organisasi resmi sepak bola dunia itu menjadikan rumput Manila itu sebagai standardisasi rumput untuk stadion sepak bola bertaraf internasional.
Rumput yang sama juga digunakan di markas klub raksasa dunia misalnya Real Madrid dan Stadion Santiago Bernabeu di Spanyol.
Sementara itu, untuk latihan malam hari pun tidak masalah karena di lapangan utama sudah dilengkapi lampu di empat titik dengan kapasitas 800 lux yang juga sesuai standar FIFA.
Selain itu, sejumlah fasilitas juga dibangun di antaranya pusat kebugaran/fitnes, ruang medis, ruang ganti pemain, toilet, ruang multifungsi, ruang VIP hingga tribun mini berkapasitas sekitar 600 penonton.
Beberapa pemain sepak bola dunia bahkan sempat menjajal tempat pemusatan latihan itu di antaranya pesepakbola asal Argentina Sebastian Veron yang sempat bergabung di klub raksasa Eropa seperti Manchester United dan Chelsea. Kemudian, pesepakbola asal Inggris, Jesse Lingard yang sempat bermain di klub Manchester United.
Uji risiko
Terpilihnya tempat pemusatan latihan klub dengan julukan Serdadu Tridatu di Bali itu menjadi ajang Piala Asia Putri U17 setelah melalui rangkaian penilaian dari pihak terkait salah satunya dari Mabes Polri.
Sebelum ajang sepak bola putri U17 tingkat Asia diadakan, aparat kepolisian melakukan asesmen risiko (risk assessment ) terhadap sejumlah potensi risiko dari sistem manajemen penyelenggaraan keamanan kompetisi olahraga internasional itu. Risk assessment rampung pada Jumat (3/5) Dalam penilaian itu juga melibatkan instansi terkait lain di antaranya pemadam kebakaran, hingga Palang Merah Indonesia (PMI).
Penilaian itu meliputi aspek infrastruktur, kesehatan, risiko kompetisi, keamanan pada sistem manajemen pengamanan, keselamatan, dan informasi, berdasarkan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2022.
Lapangan di tempat pemusatan latihan itu pun dinilai layak oleh tim penilai untuk menggelar turnamen tingkat Asia dan menjadi salah satu saksi kiprah para pemain putri junior tanah air berlaga di ajang olahraga bergengsi itu.
Baik di Bali United Training Center dan Stadion Dipta, pertandingan diadakan sebanyak enam kali dan partai final rencananya akan diadakan di Stadion Dipta pada Minggu (19/5).
Terpilihnya Bali sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional itu seakan mengobati rasa kecewa setelah beberapa waktu lalu tidak jadi sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Selain menjadi kebanggaan tersendiri sebagai tuan rumah ajang bergengsi, kesiapan fasilitas tempat pemusatan latihan itu semakin menunjukkan bahwa Bali dan Indonesia tak diragukan untuk membina bibit muda, juga siap menyambut wisata olahraga.
Hal itu seperti harapan Menteri BUMN yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir bahwa Indonesia, khususnya Bali, memiliki peluang besar mengombinasikan pariwisata olahraga dan kesehatan yang makin melengkapi sektor pariwisata di Pulau Dewata.