Karangasem. Bali (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga membangun jaringan pipa air bersih yang mampu menyuplai kebutuhan 200 kepala keluarga (KK) di Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem, Bali, guna mengantisipasi keterbatasan sumber air akibat musim kemarau.
“Kami membantu masyarakat untuk menyediakan sarana penampungan air bersih, jaringan pipanisasi termasuk distribusinya,” kata Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Karangasem, Bali, Selasa.
Bantuan jaringan pipanisasi itu dipasang gotong royong dengan total pemasangan mencapai lima kilometer melalui Kelompok Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) Telaga Masari Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem.
Sebelum bantuan dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) digulirkan, anak usaha BUMN Pertamina itu melakukan pemetaan sosial untuk menentukan wilayah yang membutuhkan air bersih.
Beberapa aspek dicermati di antaranya soal lingkungan, ekonomi, sosial, hubungan masyarakat serta kondisi geografis dan kemudian dipetakan kembali teknis kebutuhan fasilitas air bersihnya.
Sementara itu, Perbekel (Kepala Desa) Ulakan I Ketut Sumendra mengapresiasi bantuan itu karena saat musim kemarau membuat sumber air menjadi kering.
Ia pun mengajak warga untuk menjaga jaringan pipa itu agar tidak rusak dan bertahan lama.
“Sekarang kami tidak khawatir lagi karena sudah ada air bersih untuk mencuci, memasak dan juga mandi,” katanya.
Di Kabupaten Karangasem terdapat 34 desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang terancam kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau sehingga jaringan pipanisasi itu dinantikan dengan antusias oleh warga desa.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menambahkan secara nasional pihaknya juga berencana membangun 15 program air bersih di Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan pada 2024.
“Kami tidak hanya fokus pada penyaluran BBM dan LPG, melainkan juga peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan pihaknya memiliki 77 program sanitasi dan air bersih di seluruh Indonesia.
Ia mencatat program itu memberikan dampak positif baik kesehatan dan perekonomian kepada lebih dari 11.306 KK.
Dukungan tersebut juga sejalan dengan komitmen korporasi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yakni menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua dan menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
“Program ini sejalan dengan target pemerintah untuk terwujudnya 90 persen akses sanitasi layak, memiliki 100 persen akses air minum layak, dan 15 persen akses air minum aman pada akhir 2024,” katanya.