Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah melemah 115 poin atau 0,75 persen di level Rp15.510 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp15.395 pada penutupan perdagangan hari Kamis ini.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut menguat ke posisi Rp15.484 dari sebelumnya Rp15.384 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Pejabat Fed (Federal Reserve) mengatakan penurunan inflasi baru-baru ini dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank tersebut untuk menurunkan suku bunganya pada awal tahun 2024,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis.
Namun, pasar saat ini disebut menunggu isyarat lebih lanjut mengenai inflasi AS dari data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) AS yang akan dirilis malam ini. PCE inti diperkirakan akan naik 0,2 persen MoM (Month over Month) dan kenaikan pada YoY (Year on Year) sedikit lebih rendah dari 3,7 persen menjadi 3,5 persen.
“Yang juga menjadi fokus adalah pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada hari Jumat (1/12) mendatang. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan terakhir tahun ini,” ujarnya.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lebih tinggi dari 4,9 persen menjadi 5,2 persen pada kuartal III/2023.
“Rupiah diperkirakan akan melemah oleh rebound pada dolar AS setelah revisi pada data PDB AS yang lebih tinggi. Rebound tidak besar, hanya 0,3 persen,” ujar Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong.
Baca juga: Kurs rupiah diperkirakan melemah setelah revisi data PDB AS lebih tinggi
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi turun jadi Rp15.463 per dolar AS