Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima Distinguished Honorary Patron, anugerah tertinggi dari Asosiasi Insinyur ASEAN (AFEO) di sela pertemuan ke-41 organisasi tersebut di Nusa Dua, Bali.
“Penghargaan ini bukan sekedar pengakuan atas kebijakan yang pernah saya ambil sebagai Presiden Kelima RI,” kata Megawati saat menerima penghargaan di sela Konferensi AFEO ke-41 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Menurut Megawati, yang terpenting dari penghargaan itu yakni mengandung makna pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, riset, inovasi dan profesi keinsinyuran bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Menurut dia, profesi insinyur memiliki peran penting dalam membangun peradaban manusia.
Di Indonesia, lanjut dia, memiliki sejumlah tokoh insinyur di antaranya Presiden Pertama RI Soekarno, BJ Habibie, Djuanda, Soetami, Roeseno, Silaban, hingga Soedarsono.
Baca juga: Basarah: Megawati tetap hormati Joko Widodo sebagai Presiden RI
“Para insinyur tersebut merupakan sosok visioner yang memahami apa yang dibutuhkan negeri. Mereka sosok teknokratik disiplin tinggi, pekerja keras, dan hadir sebagai insinyur mumpuni,” imbuhnya.
Insinyur, lanjut Megawati, juga memiliki daya imajinasi yang tinggi tentang masa depan.
Meski di tengah perkembangan serba modern, ia berpesan kepada para insinyur untuk tidak boleh lupa dengan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
“Belajar dari Bung Karno, menjadi insinyur saja tidak cukup, diperlukan pemahaman terhadap filsafat, sistem politik, ekonomi dan kebudayaan serta pemahaman holistik tentang rakyat, tanah air dan bangsa,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang sekaligus menjadi ketua AFEO (AFEO) 2023 Danis Hidayat Sumadilaga, Presiden RI periode 2001-2004 itu dinilai berkontribusi memberikan pemikiran, ide dan kebijakan bidang keinsinyuran.
Baca juga: Megawati: Keputusan MKMK "cahaya terang" di tengah kegelapan demokrasi
“Sehingga itu membantu memberikan kontribusi, manfaat untuk masyarakat dan juga negara dari sisi keinsiyuran,” katanya.
Ia menambahkan penghargaan itu ditetapkan bukan oleh Indonesia tetapi dari Governing Board AFEO yang berisi perwakilan dari 10 negara ASEAN.
Ada pun proses penganugerahan itu sudah dibahas sejak 2022 sejak pengusulan dan penetapan penerima penghargaan tokoh berpengaruh untuk bidang keinsinyuran di Asia Tenggara.