Denpasar (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Prancis untuk Indonesia Fabien Penone menemui Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya untuk membahas beberapa potensi kerja sama strategis, salah satunya bidang kultural pada pariwisata.
Penone, di Denpasar, Jumat, menyampaikan bahwa selama ini belum ada kerja sama yang valid pada bidang kerja sama kultural antara Bali dan Prancis.
“Untuk itu, kerja sama pariwisata dalam hal kultural seperti seni kontemporer atau seni kreatif lainnya dapat menjadi poin strategis yang bisa dibangun antar kedua belah pihak,” kata dia.
Dubes Prancis yang didampingi Atase Kerja sama Bahasa Prancis Julie Duperoir dan Direktur Alliance Française Bali Denys Cennet menilai, kerja sama ini dapat memberikan efek ganda bagi kedua pihak, apalagi selama ini hubungan mereka terjalin baik.
Hal itu terlihat dari adanya 8.000-12.000 ekspatriat Prancis yang tersebar di Indonesia termasuk di Bali, ditambah wisatawan asal kota mode itu sekarang menduduki peringkat ketujuh jumlah kunjungan terbanyak ke Pulau Dewata dengan 162.128 orang wisatawan.
Selain kerja sama kultural terkait pariwisata, Dubes Prancis juga melihat potensi kerja sama bidang pendidikan dalam rangka peningkatan keterampilan khusus baik bagi sekolah kejuruan maupun politeknik, mengingat Prancis sendiri saat ini sedang membangun sekolah internasional di Tanah Air.
“Saat ini telah terdapat 400 siswa yang bersekolah di tempat tersebut, ke depannya diharapkan lebih banyak bisa menampung siswa Indonesia yang ingin bergabung di sekolah Internasional Perancis ini,” ujarnya.
Untuk mendukung Bali, Penone juga hendak membantu upaya penanganan sampah dengan cara menghubungkan kepada investor yang bisa menangani, sehingga bisa membantu Pemprov Bali.
Atas tawaran kerja sama ini, Pj Gubernur Mahendra Jaya menyambut baik, karena upaya membangun pariwisata akan baik bagi Bali yang sedang berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi di masa COVID-19.
Mahendra juga meminta bantuan kepada Dubes Prancis untuk membantu Bali dalam penanganan sampah, karena sebagai jendela pariwisata dunia maka pengelolaan sampah harus segera diatasi sehingga dapat menjaga citra di mata dunia.
Mahendra menyampaikan mulai Februari 2024 nanti, Bali akan mulai memberlakukan pungutan bagi wisatawan asing yang datang ke Bali, atas kebijakan baru ini ia berharap Penone dapat turut mensosialisasikan ke warganya.
“Dana (pungutan wisman) ini akan digunakan untuk menjaga pelestarian lingkungan dan pelestarian budaya. Bali juga sedang mendorong penggunaan bahan bakar nonfosil dan kendaraan listrik dengan target zero emission pada tahun 2045,” ujar Mahendra Jaya.