- Para ahli merekomendasikan pendekatan komprehensif untuk memerangi masalah kesehatan global -
London (Antara Bali/PRNewswire) - Laporan baru Economist Intelligence Unit (EIU) bertajuk The Silent Pandemic: Tackling Hepatitis C with Policy Innovation, yang dimungkinkan sebagai hasil dari hibah pendidikan dari Janssen Pharmaceutica NV dan diterbitkan hari ini, menyoroti kebutuhan mendesak bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mengembangkan strategi guna mengatasi langsung berbagai masalah sosial dan ekonomi yang berkembang terkait dengan Hepatitis C (HCV) [1].
Untuk melihat Siaran Berita Multimedia, silakan klik: http://www.multivu.com/mnr/58671-janssen-silent-pandemic-hepatitis-c.
Sementara jumlah orang yang terinfeksi belum diketahui karena kurangnya data yang tersedia, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 150 juta orang di dunia saat ini mengidap penyakit yang ditularkan melalui darah, yakni HCV.[2] Dari jumlah itu, dua pertiganya akan mengidap penyakit hati kronis dan satu dari lima orang akan mengidap sirosis.[2] HCV juga merupakan penyebab utama transplantasi hati di seluruh dunia[1] dan di Amerika Serikat, penyakit tersebut sekarang menyebabkan lebih banyak kematian daripada HIV.[1]
"Laporan ini menyoroti bahwa di seluruh dunia, terlepas dari beban signifikan HCV, pemerintah telah gagal mengendalikan skala dan dampak penyakit ini," kata Charles Gore, Presiden World Hepatitis Alliance. "Di negara maju dan berkembang, kerugian nyata HCV terhadap manusia dan ekonomi akan terus meningkat kecuali pembuat kebijakan menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak ini sekarang."
Meskipun dampak HCV luar biasa, laporan ini menyatakan bahwa ia sekarang dianggap dapat dicegah dan dengan perawatan modern, sebagian besar penderita dapat sembuh dari virus itu.[1]. Bagaimanapun, laporan ini mencatat bahwa sedikitnya 10% pasien saat ini menjalani pengobatan dan terdapat perbedaan besar dalam perawatan di seluruh negara.[1] Alhasil, laporan ini mengimbau negara-negara untuk mengambil "pendekatan komprehensif," yang memperhitungkan kebutuhan dan sumber daya lokal yang tersedia. Ini termasuk hal-hal berikut:[1]
* Pengawasan penyakit yang efektif guna menciptakan gambaran yang akurat tentang masalahnya dan memastikan kebijakan yang efektif dapat dikembangkan. Laporan ini mengklaim bahwa terlalu sedikit negara - maju atau berkembang - baru-baru ini melakukan penelitian epidemiologi yang diperlukan untuk pengambilan kebijakan yang baik di tingkat nasional, apalagi lokal. Menurut EIU, 16 negara di Uni Eropa saja memiliki data epidemiologi yang buruk atau tidak ada.[1]
* Kesadaran masyarakat yang lebih baik dibutuhkan untuk membantu menghilangkan stigma yang terkait dengan penyakit ini dan menciptakan pemahaman yang lebih baik akan HCV.[1] Survei European Liver Patients Association mendapati bahwa hanya 20% pasien yang didiagnosis telah mengetahui hepatitis B atau C sebelum diberitahu bahwa mereka mengidapnya[1] (hasil survei lengkap tersedia di: http://www.hepbcppa.org/wp-content/uploads/2011/11/Report-on-Patient-Self-Help.pdf).
* Langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi perilaku berisiko tinggi dan meningkatkan pendidikan mengenai pilihan gaya hidup yang sehat bagi mereka yang sudah terinfeksi. Laporan itu juga mengimbau langkah-langkah untuk mencegah penularan melalui sistem perawatan kesehatan, yang merupakan jalur utama penularan HCV di negara berkembang.[1]
* Berbagai cara inovatif untuk menjangkau pasien guna memastikan mereka yang membutuhkan pengobatan menerimanya sebelum mengalami kondisi yang tak dapat diubah.[1]
"Laporan ini menyoroti bahwa setiap negara memiliki kebutuhan dan sumber daya yang berbeda, namun, kami mendesak semua pihak yang terlibat dalam penatalaksanaan HCV dan kesehatan masyarakat untuk membantu meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan melakukan berbagai cara paling efektif memberikan pengobatan yang efektif kepada mereka yang paling membutuhkannya," kata Gaston Picchio, Global Hepatitis Disease Area Leader, Janssen. "Janssen berkomitmen untuk bekerja sama dengan masyarakat HCV serta akan terus terlibat dengan para profesional perawatan kesehatan, pejabat pemerintah dan pendukung pasien di seluruh dunia guna mendukung upaya mereka mengurangi beban individu dan sosial penyakit yang merusak ini."
Salinan lengkap laporan EIU dan bahan-bahan pendukung, termasuk info-grafis, tersedia di: http://www.janssen-emea.com/The-silent-pandemic
Tentang HCV
Hepatitis C (HCV) adalah penyakit menular melalui darah yang menyerang hati.[3],[4] Dengan 150 juta orang diperkirakan terinfeksi di seluruh dunia,[2] dan tiga hingga empat juta orang baru terinfeksi setiap tahun, HCV amat membebani pasien dan masyarakat.[5] Estimasi menunjukkan bahwa HCV menyebabkan lebih dari 86.000 kematian dan 1,2 juta disability-adjusted life-years (DALYs) di wilayah WHO di Eropa pada tahun 2002 (data terakhir yang tersedia).[6] Infeksi kronis dengan HCV dapat menyebabkan kanker hati serta penyakit hati yang parah dan mematikan lainnya.[7] Sekitar seperempat dari transplantasi hati yang dilakukan di 25 negara Eropa pada tahun 2004 disebabkan oleh HCV (data terbaru yang tersedia).[6]
Tentang Janssen
Di Janssen, kami berdedikasi untuk menangani dan memecahkan beberapa kebutuhan medis terpenting yang belum terpenuhi di zaman kita dalam penyakit menular dan vaksin, onkologi, imunologi, ilmu saraf, serta penyakit kardiovaskular dan metabolik. Dengan didorong oleh komitmen kami terhadap pasien, kami mengembangkan produk, jasa dan solusi perawatan kesehatan inovatif yang membantu orang di seluruh dunia. Silakan kunjungi http://www.janssen.com untuk informasi lebih lanjut.
Referensi:
1. Economist Intelligence Unit. 2012. The Silent Pandemic: Tackling Hepatitis C with Policy Innovation. Tersedia di: http://www.managementthinking.eiu.com/
2. World Health Organization. Hepatitis C Fact Sheet. Tersedia di: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs164/en/index.html (terakhir diakses Desember 2012)
3. Simin, M et al. 2007. Cochrane systematic review: pegylated interferon plus ribavirin vs. interferon plus ribavirin for chronic hepatitis C. Alimentary Pharmacology & Therapeutics 25 (10): 1153-62.
4. Centres for Disease Control and Prevention. Hepatitis C FAQs. Available from: http://www.cdc.gov/hepatitis/C/cFAQ.htm#transmission (terakhir diakses Desember 2012)
5. WHO. State of the art of vaccine research and development. Viral Cancers. Available from: http://www.who.int/vaccine_research/documents/Viral_Cancers.pdf (terakhir diakses Desember 2012)
6. Mühlberger, N et al. 2009. HCV-related burden of disease in Europe: a systematic assessment of incidence, prevalence, morbidity, and mortality. BMC Public Health 9 (34): 1-14.
7. Lang K & Weiner DB. 2008. Immunotherapy for HCV infection: next steps. Expert Review of Vaccines 7 (7): 915-923.
Video: http://www.multivu.com/mnr/58671-janssen-silent-pandemic-hepatitis-c
Sumber: Janssen
(PRW/ADT)
Economist Intelligence Unit Mengimbau Kebijakan Global untuk Mengatasi 'Wabah Diam' Hepatitis C
Rabu, 16 Januari 2013 17:42 WIB