Jakarta (ANTARA) - Pakar hukum pidana dari Universitas Padjajaran Bandung Profesor Romli Atmasasmita berharap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak goyah dengan laporan dugaan pemerasan.
"Sejak periode sebelumnya, para pimpinan KPK memang kerap digoyang isu, ya sampai sekarang. Tetapi, menurut pandangan saya, periode Pak Firli ini justru relatif solid," kata Prof. Romli dalam diskusi publik dengan tema "Mengawal Agenda Antikorupsi di Indonesia" di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan laporan dugaan pemerasan itu merupakan tantangan bagi KPK untuk terus bergerak maju, khususnya saat ini dalam menangani kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang melibatkan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Romli pun mengapresiasi kinerja Ketua KPK Firli Bahuri. Hal itu berdasarkan pengalamannya dalam mencermati perjalanan periode kepemimpinan KPK dari masa ke masa.
"Saya melihat sejumlah capaian KPK di masa Firli Bahuri berdasarkan laporan publik sejak 2020 hingga 2023 trennya justru positif," katanya.
Romli membandingkannya antara anggaran KPK tahun per tahun dan jumlah uang negara yang berhasil diselamatkan justru mengalami peningkatan. Begitu pula seluruh aspek tugas dan fungsi KPK, terutama pada bidang penindakan dan pencegahan.
Sementara terkait dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK, Romli mengatakan hal itu masih harus dibuktikan di pengadilan dan KPK jangan berhenti untuk terus mengusut kasus yang sudah ditangani.
"Terkait isu pemerasan, masih harus dibuktikan dan tetap menggunakan asas praduga tak bersalah. Tetapi, harapan saya, KPK jangan goyah oleh rumor tersebut," katanya menegaskan.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah isu yang menyebut dirinya memeras Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Saya menyampaikan hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan pimpinan KPK," kata Firli di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (5/10).
Firli mengungkapkan pernah mendapat laporan mengenai adanya sejumlah pihak yang mencatut namanya dan meminta meminta sejumlah hal kepada beberapa kepala daerah, anggota DPR RI hingga kepada menteri.
Meski demikian, dia memastikan hal tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Firli juga dengan tegas membantah dirinya telah menerima uang sebesar 1 miliar dolar AS dari salah satu pihak.
"Saya kira tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu apalagi ada isu menerima sesuatu senilai satu miliar dolar, saya pastikan tidak ada. Satu miliar dolar itu banyak lho, kedua siapa mau kasi satu miliar dolar itu?" ujarnya.
Baca juga: Pengamat Komunikasi Politik nilai media cenderung angkat isu pemerasan perkara SYL
Baca juga: Polda Metro Jaya: Kasus pemerasan oleh pimpinan KPK naik ke penyidikan
Baca juga: Presiden minta penegak hukum tangani dugaan pemerasan KPK ke SYL