Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mencatat surplus ketersediaan daging ayam mencapai 485 ton hingga akhir Juni 2023 karena permintaan pasar yang stabil sejak dua bulan terakhir.
“Kami stok daging ayam surplus,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, produksi daging ayam di Bali masih bisa dipenuhi dari produsen di Pulau Dewata yang pada minggu keempat Juni 2023 mencapai 170,89 ton.
Ada tiga sentra produksi daging ayam di Bali yakni di Kabupaten Tabanan yang pada akhir Juni 2023 produksinya paling besar mencapai 120 ton, kemudian Kabupaten Bangli mencapai 22,61 ton dan Kabupaten Gianyar mencapai 27,44 ton.
Sedangkan ketersediaan daging ayam pada akhir Juni 2023 mencapai 1.091,67 ton dengan rata-rata konsumsi rumah tangga mencapai 606,41 ton.
Baca juga: Mendag Zulkifli sebut harga daging ayam dan telur mulai turun
Apabila dibandingkan rata-rata konsumsi rumah tangga untuk daging ayam pada minggu terakhir Mei 2023 juga stabil atau hampir sama dengan bulan sebelumnya yakni mencapai 606,1 ton sehingga pada akhir Mei 2023 juga surplus 527 ton daging ayam.
Dengan begitu, neraca pangan Pemprov Bali pada akhir Juni 2023 mencatat Pulau Dewata surplus daging ayam mencapai 485 ton.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (Sigapura) Bali, rara-rata harga daging ayam di 60 pasar di Bali mencapai Rp42.217 per kilogram atau turun dibandingkan 28 Juni 2023 mencapai Rp42.558 per kilogram.
Ada pun harga terendah terjadi di Kabupaten Karangasem mencapai Rp39.200 per kilogram atau turun dibandingkan 28 Juni 2023 mencapai Rp39.800.
Sedangkan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Karangasem mencapai Rp46 ribu per kilogram atau turun Rp250 dari sepekan sebelumnya mencapai Rp46.250 per kilogram.
Baca juga: BI Bali sebut daging ayam dan bawang merah berisiko picu inflasi di Juni