Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mengatakan saat ini jumlah stok beras di seluruh Bali mencapai 56 ribu ton, seiring sudah mulainya panen di Kabupaten Jembrana.
"Jadi, masyarakat jangan khawatir stok beras kita cukup," kata Sunada di sela-sela menghadiri acara bertajuk Menyapa, Bergerak, Bekerja dan Berbagi yang digelar Tim Penggerak PKK Provinsi Bali di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Jumat.
Baca juga: Distan Pangan Bali laksanakan operasi pasar di tujuh titik selama tiga bulan
Stok beras sebanyak 56 ribu ton itu, menurut Sunada, terbanyak tersebar di Kabupaten Tabanan, Jembrana, Badung dan Kota Denpasar.
"Di Bulog beras kita juga cukup, di sana juga ada beras lokal Bali," ujar Sunada menambahkan.
Ia mengaku ketersediaan gabah di Provinsi Bali cukup berlimpah karena sudah ada panen padi pada bulan ini yang mencapai 11 ribu hektare, yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata.
"Khusus untuk Jembrana, panennya pada bulan ini sekitar 1.500 hektare dan di bulan Maret sekitar 2.500 hektare," ucapnya.
Sunada menambahkan, saat ini terkait dengan harga gabah sudah turun dari Rp5.600 per kilogram menjadi Rp5.000, sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras sebesar Rp4.450.
Baca juga: Distan Bali ingatkan kabupaten/kota agar awasi pasar hewan
"Demikian pula per hari ini harga beras lokal kita juga sudah turun dari Rp12.000 menjadi Rp10.500 per kilogram. Penyebab mulai turunnya harga beras karena sudah mulai panen di Jembrana, meskipun belum panen raya. Jumlah stok beras kami ikuti setiap hari," katanya.
Dengan mulainya masa panen, pihaknya mewaspadai jangan sampai gabah dari Bali justru dikirim ke luar daerah, seperti daerah terdekat ke Banyuwangi, Jawa Timur.
"Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi, kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota agar jangan sampai gabah dikirim ke luar Bali," kata Sunada.
Dinas Pertanian: Bali miliki beras 56 ribu ton
Jumat, 24 Februari 2023 19:30 WIB