Tabanan (Antara Bali) - Iringan-iringan masyarakat Desa Kelaci, Tabanan, membawa sesajen berbentuk "gebogan buah" mewarnai peringatan Hari Puputan Margarana ke-66, Selasa.
Peringatan Puputan Margarana ke-66 ini, sebelumnya diawali dengan upacara yang dipimpin langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan.
Setelah selesai upacara, barulah ratusan orang dari Desa Kelaci dengan membawa panji-panji perjuangan dan mengusung rangkaian buah -janur (gebogan) masuk ke areal monumen. Gebogan tersebut kemudian diletakkan mengitari monumen.
Nengah Rencani, salah satu keluarga dari pejuang yang tewas pada peristiwa Puputan Margarana 66 tahun silam mengatakan, memang ritual membawa sesajen dan bersembahyang biasa dilakukan saat peringatan sebagai simbolis penghormatan pada leluhur yang tewas dalam pertempuran tersebut.
Demikian juga Nyoman Kariani, salah satu warga menyampaikan setiap tahun dirinya sengaja datang bersembahyang ke sana untuk mengingat perjuangan para pahlawan, termasuk pamannya yang turut tewas saat menjadi pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai pada pertempuran 20 November 1946.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika usai melakukan tabur bunga mengajak masyarakat Pulau Dewata untuk memetik nilai-nilai kepahlawanan, semangat rela berkorban, patriotisme, dan pantang menyerah dari yang sudah ditunjukkan oleh para pahlawan.
"Mari kita mengisi kemerdekaan yang dibela oleh beliau-beliau dulu. Jika tidak mengisi nilai-nilai kemerdekaan, berarti kita telah berkhianat terhadap pahlawan kita," ucapnya.
Pastika juga mengajak generasi muda menjadikan momentum peringatan ini sumber inspirasi dan motivasi dalam meningkatkan kualitas diri masing-masing, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk tetap mempersatukan bangsa dan NKRI.
"Pemuda mesti berjuang, berkarya dan semangat pantang menyerah, jangan loyo, kita harus terus maju, kita mewarisi semangat yang hebat sekali dari para pahlawan," katanya. (LHS)