Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar simulasi pergerakan bus listrik untuk mendukung mobilitas para delegasi dan peserta G20 bersama dengan kementerian/lembaga terkait, yakni Kemlu, Kemenkominfo, dan Kemenkomarves.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan bahwa simulasi ini untuk memastikan pelayanan bus listrik pada saat penyelenggaraan KTT G20 berjalan dengan baik dan lancar.
"Hari ini, Sabtu (12/11), kami juga telah menggelar rapat koordinasi yang dipimpin Bapak Menteri Perhubungan. Kami telah melakukan sejumlah persiapan dan koordinasi untuk pengaturan operasional bus listrik yang totalnya berjumlah 41 unit, baik bus sedang maupun bus besar," kata Novie Riyanto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain akan melayani para delegasi dari negara-negara yang diundang, kata Novie, bus listrik juga melayani tim panitia serta wartawan peliput kegiatan G20.
Ia mengatakan bahwa bus listrik akan melayani pergerakan dari satu titik ke titik lainnya di Bali.
Baca juga: Minggu, sejumlah kepala negara G20 mulai tiba di Bali
Adapun beberapa rute yang dilayani, yaitu dari Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC)—Apurva Kempinski Bali dan Lapangan Lagoon—Apurva Kempinski Bali untuk para delegasi.
Dari Intercontinental Jimbaran ke Apurva untuk para panitia (Tim Sherpa), serta dari Bali International Convention Center ke Apurva, GWK, dan Tahura Mangrove untuk para wartawan/media peliput kegiatan G20.
Untuk delegasi, kata dia, sebanyak 12 bus listrik akan melayani pergerakan menuju ke lokasi acara, mulai pukul 06.00 s.d. 07.00 WITA dari BNDCC dan Lagoon ke Apurva, dengan headway atau waktu tunggu antarkedatangan bus antara 5 s.d. 10 menit sekali.
Novie menyebutkan bus listrik ukuran sedang dapat menampung sebanyak 19 orang dan satu pengemudi, sementara bus listrik ukuran besar memiliki kapasitas duduk 50 orang penumpang yang terdiri atas 26 seat, 23 standing, dan 1 driver.
"Selain itu, kami telah menyiagakan bus listrik untuk pelayanan dari Bandara Ngurah Rai ke kawasan Nusa Dua, Bali," ujarnya.
Baca juga: Tiga kepala negara absen hadiri KTT G20
Ia menuturkan bahwa penyediaan bus listrik untuk mendukung Presidensi Indonesia pada G20 berasal dari sejumlah pihak, di antaranya Bus Listrik Merah Putih dari Kemenhub, Kemenristekdikti, PT INKA dan sejumlah perguruan tinggi, Universitas Indonesia, PT Indika Energi (Foxtron), PT Tentrem Sejahtera, PT Sinar armada Globalindo, PT Mobilindo Armada Cemerlang, dan PT Mobil Anak Bangsa.
Berdasarkan data dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), secara umum Pemerintah menyiapkan 1.452 kendaraan listrik untuk membantu mobilitas penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022. Dengan rincian 962 mobil listrik, 454 motor listrik, dan 36 bus listrik, yang berasal dari berbagai produsen otomotif.
Selain penyediaan bus listrik, kata Novie, dukungan Kemenhub di sektor darat untuk menyukseskan penyelenggaraan G20 dengan melakukan pengaturan rekayasa lalu lintas bersama kepolisian dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali, yaitu melalui skema penerapan sistem ganjil genap dan pembatasan operasional angkutan barang mulai 13 s.d. 17 November 2022, pukul 06.00 s.d. 22.00 WITA.
Berdasarkan hasil uji coba sejak 9 November 2022 hingga Sabtu (12/11), dilaporkan bahwa kepatuhan pengguna jalan selama pemberlakuan ganjil genap mencapai 71 persen.
"Harapan kami, ketika pelaksanaan KTT kepatuhan masyarakat meningkat, mengingat penerapan ganjil genap akan berlaku efektif besok Minggu (13/11)," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenhub gelar simulasi pergerakan bus listrik untuk KTT G20