Presiden RI Joko Widodo meminta jajaran kepolisian untuk menjaga soliditas dalam upaya berjuang meningkatkan kembali kepercayaan publik yang belakangan mengalami penurunan, demikian diungkapkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Kapolri, hal itu menjadi salah satu arahan utama dari Presiden Jokowi dalam Pengarahan kepada Perwira Tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Menurut Kapolri, hal itu menjadi salah satu arahan utama dari Presiden Jokowi dalam Pengarahan kepada Perwira Tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
"Arahan beliau jelas dan tegas, bahwa kami harus solid bersama-sama berjuang melakukan apa yang menjadi tupoksi kami, pelindung, pengayom masyarakat, responsif terhadap apa yang menjadi keluhan masyarakat, respon cepat, dan kita memiliki sense of crisis dalam situasi sulit," kata Sigit dalam keterangan pers seusai acara.
Kapolri menambahkan bahwa arahan tersebut dimaksudkan agar Polri bisa melakukan upaya-upaya keamanan dan ketertiban masyarakat serta penegakan hukum seperti yang diharapkan.
Kapolri menambahkan bahwa arahan tersebut dimaksudkan agar Polri bisa melakukan upaya-upaya keamanan dan ketertiban masyarakat serta penegakan hukum seperti yang diharapkan.
Di sisi lain, Kapolri juga menyepakati arahan Presiden Jokowi untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut tegas terhadap hal-hal yang bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri.
Baca juga: Presiden Jokowi minta DPR segera sahkan RUU Perampasan Aset
"Kita sepakat hal-hal yang sifatnya bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik terkait gaya hidup, hal-hal pelanggaran, tentunya ini jadi arahan Bapak Presiden dan kami tindak lanjuti untuk langkah-langkah tegas termasuk tentunya pemberantasan judi online, pemberantasan narkoba, dan hal-hal yang tentu sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat," katanya.
Kapolri sempat mengakui bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap institusi Polri mengalami penurunan akibat beberapa kasus yang menimbulkan persepsi negatif, seperti kasus pembunuhan yang dilakukan eks-Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Kapolri sempat mengakui bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap institusi Polri mengalami penurunan akibat beberapa kasus yang menimbulkan persepsi negatif, seperti kasus pembunuhan yang dilakukan eks-Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Kasus Ferdy Sambo menjadi hal yang sangat merugikan sebab Kapolri menyebut bahwa sebelumnya Polri sempat memiliki persepsi dan tingkat kepercayaan publik tinggi berkat kinerja pengawalan sejumlah kebijakan penting pemerintah seperti penanganan COVID-19 dan penyaluran bantuan sosial.
Baca juga: Presiden Jokowi luncurkan vaksin Indovac dan tinjau KA cepat BDG-JKT
"(Itu) berdampak pada kepercayaan publik yang sempat menjadi salah satu peringkat tertinggi untuk APH (Aparat Penegak Hukum -red), tapi karena peristiwa FS (Ferdy Sambo) dan beberapa kasus yang berdampak pada persepsi negatif, saat ini tingkat kepercayaan publik kepada Polri rendah," kata Sigit.
Meneruskan arahan Presiden Jokowi, Kapolri menegaskan bahwa institusinya akan terus menjalankan program transformasi Polri yang presisi hingga di tingkat hal-hal yang lebih mudah agar bisa dilakukan semua anggota.
"Saling mengingatkan antaranggota, menjadi contoh, punya sense of crisis, apa yang dilakukan Polri bisa betul-betul mengembalikan kepercayaan publik, menjadi harapan kita, menjadi Polri yang dekat dengan masyarakat," tutup Sigit.
Sebelumnya, Kapolri sempat menyampaikan bahwa pengarahan Presiden Jokowi diikuti oleh 559 personel Polri.
Sebelumnya, Kapolri sempat menyampaikan bahwa pengarahan Presiden Jokowi diikuti oleh 559 personel Polri.
Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD serta jajaran Komisi Kepolisian Nasional.