Badung, Bali (ANTARA) - Aktivis perempuan, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menyebutkan Konferensi Tingkat Tinggi G20 merupakan momentum untuk membangun kepercayaan masyarakat dunia terhadap posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Saat ditemui di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, Yenny Wahid meyakini posisi Indonesia sebagai ketua dalam forum internasional sangat strategis untuk membuktikan bahwa Indonesia layak diperhitungkan sebagai kekuatan dunia sama seperti forum yang secara global menguasai 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan dunia dan 80 persen produk domestik bruto (PDB) tersebut.
"Kita berharap bahwa potensi-potensi di Indonesia baik pariwisata, maupun sumber daya lainnya itu bisa secara optimal dilirik oleh para investor luar negeri, ada kepercayaan yang terbangun oleh masyarakat dunia ketika melihat Indonesia," kata dia.
Baca juga: Pemerintah perlu berikan terapi korban tragedi Kanjuruhan
Selain itu, ada banyak kesempatan baik yang dapat dikembangkan dalam forum internasional tersebut seperti bidang perdagangan, pertukaran kebudayaan, pertukaran seni, pendidikan dan dalam bidang kesehatan yang bisa tercipta dengan adanya eksposur terhadap negara-negara di dunia.
Dia pun menilai persiapan Indonesia sebagai tuan rumah sudah sangat maksimal mulai dari penataan sarana dan prasarana, juga usaha pengamanan oleh aparat keamanan dalam memberi rasa aman kepada delegasi anggota G20.
"Saya melihat bahwa pemerintah memang bekerja keras untuk memastikan bahwa Bali sebagai salah satu tempat KTT G20 ini dipersiapkan dengan sangat baik. Saya juga melihat bahwa daerah-daerah lain juga sama, karena banyak sekali side event atau event-event tambahan yang memang menjadi bagian rangkaian dari pelaksanaan KTT G20 dan itu juga baik infrastruktur diperbaiki, lalu kemudian fasilitas-fasilitas umum juga diperbaiki," kata putri kedua Presiden Abdurrahman Wahid.
Baca juga: Yenny Wahid: 20 tahun bom Bali 1 kuatkan langkah perangi terorisme
Sebagai contoh, ia melihat upaya pemerintah untuk memastikan bahwa bandara-bandara utama juga fasilitasnya berjalan dengan baik dan terurus dengan maksimal untuk kemudian melayani datangnya tamu pada perhelatan bertaraf internasional tersebut.
"Saya juga melihat aparat kepolisian bekerja keras memastikan sisi keamanan bisa terpenuhi, dan hari ini kita memperingati acara 20 tahun bom Bali 1. Dua puluh tahun itu bukan waktu yang panjang ini waktu yang cukup pendek, dan kita sama-sama tahu bahwa dunia pada saat ini banyak aksi-aksi kekerasan yang terjadi di dalamnya sehingga kewaspadaan tentu harus ditingkatkan," kata anggota Global Council for Tolerance and Peace sekaligus Ketua Wahid Institute tersebut.
Dia berharap dengan suksesnya penyelenggaraan acara G20 ini bisa menciptakan kesan bahwa Indonesia sebagai sebuah negara memang layak diperhitungkan sebagai sebuah kekuatan di dunia.