"Logistik ini penting dalam upaya kita bersama menangani penyakit mulut dan kuku (PMK)," kata Sekretaris Satgas Penanganan PMK Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar, Minggu.
Bantuan logistik dari Satgas PMK Pusat yang diserahkan oleh Satgas PMK Provinsi kepada Satgas PMK Kabupaten/Kota se-Bali berupa 17.100 APD, 19.000 disinfektan serta 114 sprayer (penyemprotan).
Bantuan logistik secara simbolis diserahkan oleh Kepala Bidang Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali Nyoman Suwanjaya mewakili Sekretaris Satgas PMK Provinsi Bali kepada Satgas PMK Kabupaten/Kota se Bali di Kantor BPBD Provinsi Bali
Baca juga: 37 hewan kurban disembelih di Masjid Raya Baiturrahmah, Denpasar
"Nantinya di bawah koordinasi Satgas PMK Provinsi Bali bersinergi dengan Satgas PMK Kabupaten/Kota se-Bali akan melakukan disinfeksi secara masif mulai dari kandang, mobil pengangkut ternak, dan Rumah Potong Hewan (RPH)," ujar Rentin.
Selain itu, sampai ke pintu masuk Bali di antaranya Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa serta pintu masuk Bali lainnya.
"Disinfeksi ini dilakukan untuk membersihkan area dari virus, sehingga dapat memutus penyebaran dan penularan penyakit ke area lain yang lebih luas," ujar birokrat yang juga Kepala Pelaksana BPBD Bali ini.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mengatakan kasus pertama PMK di Bali ditemukan Desa Medahan, Kabupaten Gianyar ada 38 sapi, kemudian Desa Lokapaksa, Kabupaten Buleleng dengan 21 kasus dan empat kasus di Kabupaten Karangasem.
Sapi terjangkit yang berasal dari Kabupaten Gianyar telah dimusnahkan seluruhnya, dan belum ditemukan kembali gejala serupa.
Sunada mengaku kaget karena kasus positif justru ditemukan di tiga daerah tersebut, sedangkan pengawasan ketat terhadap hewan maupun kendaraan pengangkut telah dilaksanakan di kawasan pelabuhan yang menjadi pintu masuk Bali.
Baca juga: Pemkab Gianyar mulai sebarkan vaksin PMK