Badung (ANTARA) - PT Jasa Raharja Cabang Bali memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi para nakhoda dan anak buah kapal yang bertugas di Pulau Dewata untuk mengedukasi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menekan kecelakaan di laut.
"Kami berharap ABK dan nakhoda bisa memberikan rasa aman, nyaman, dan keselamatan bagi penumpang meskipun kasus kecelakaan di laut relatif rendah," kata Kepala Divisi Pelayanan PT Jasa Raharja Haryo Pamungkas, di Kuta, Badung, Bali, Kamis.
Jasa Raharja mencatat angka kecelakaan per tahun di Indonesia mencapai sekitar 130 ribu kasus, baik transportasi darat, laut maupun udara. Dari jumlah tersebut, 30 ribu nyawa melayang dan yang terbanyak di darat.
Baca juga: Jasa Raharja Bali mantapkan sinergi dengan pemda
Haryo Pamungkas dalam kegiatan diklat yang melibatkan 30 peserta dari 26 instansi pengelola transportasi laut/danau itu menyebut kegiatan diklat penting sebagai upaya edukasi dalam meningkatkan kemampuan ABK dan menekan kecelakaan.
"Jadi masalah ini sebenarnya bisa dikelola sehingga dapat menekan korban kecelakaan. Sebab korban kecelakaan bukan nasib," ucapnya.
Dari hasil riset yang dilakukan UGM, lanjut dia, sebanyak 62,5 persen kecelakaan juga menyebabkan kemiskinan, sebab mereka yang mengalaminya pada usia produktif (pencari nafkah) dan 68 persen laki-laki. "Jadi pelatihan ini selain mencegah kecelakaan, juga bisa menekan terjadinya kemiskinan," ujarnya.
Haryo berharap peserta agar mengikuti diklat ini dengan baik untuk nantinya bisa menyebarluaskan pengetahuan yang didapat ke rekan-rekannya.
Baca juga: Jasa Raharja Bali: edukasi anak tak berkendara terlalu dini
Jasa Raharja, ujar Haryo, memberikan pelayanan mulai dari prakecelakaan dan pascakecelakaan. Jasa Raharja juga memiliki program proaktif bekerja sama dengan kepolisian.
"Sehingga dengan cepat bisa membantu penyelesaian santunan bagi korban kecelakaan. Kerja sama juga dilakukan dengan rumah sakit," katanya.
Kepala PT Jasa Raharja Cabang Bali Abubakar Aljufri menambahkan Jasa Raharja Cabang Bali telah bekerja sama dengan seluruh rumah sakit yang ada di Bali sehingga korban kecelakaan bisa ditangani dengan cepat.
Ia mengungkapkan, di Bali kecelakaan di laut terbilang rendah. Dalam dua tahun terakhir hanya ada satu kasus kecelakaan dan tahun 2022 ini nihil. "Melalui diklat ini kita harapkan kecelakaan bisa dicegah," ucapnya.
Baca juga: Jasa Raharja serahkan santunan korban KMP Yunicee Rp862 juta
Menurut dia, umumnya kecelakaan di laut dominan terjadi akibat faktor cuaca, kalau kelayakan kapal berlayar sudah memenuhi aturan.
Diklat turut dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Kota Denpasar, perwakilan Basarnas, dan instansi terkait lainnya.