Tabanan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menilai pengembangan agrowisata menjadi peluang menarik di tengah situasi pandemi COVID-19 karena sekaligus dapat memberikan edukasi terkait pertanian kepada masyarakat.
"Di tengah kondisi saat ini, tentu kita tidak bisa hanya mengeluh, kita harus kreatif mengkombinasikan berbagai hal yang dibutuhkan masyarakat," kata Pastika di Tabanan, Bali, Senin.
Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, dalam pengembangan agrowisata juga dapat dilengkapi dengan mengkreasikan berbagai jenis tanaman dengan melibatkan generasi muda.
Oleh karena itu, Pastika dalam penyerapan aspirasinya pada 1 Maret 2022 yang lalu, menilai tepat sekali apa yang sudah dilakukan I Made Wijaya Kusuma.
Baca juga: Mangku Pastika dorong petani Bali pintar beri narasi pada produk pertanian
Wijaya yang merupakan salah satu pelaku pariwisata bersama sejumlah rekannya telah mengembangkan Mini Agro Tabanan yang berlokasi di Jalan I Gusti Ngurah Rai No 18 Banjar Anyar, Kediri, Kabupaten Tabanan.
Selain dilengkapi dengan berbagai jenis tanaman bunga, buah-buahan, dan empon-empon, di agrowisata tersebut juga ada sejumlah koleksi bonsai dari kelapa.
Untuk lebih mengenalkan agrowisata tersebut ke publik, Pastika menyarankan agar bisa mengundang influencer untuk bisa melihat-lihat langsung. "Narasinya tentu juga harus dibuat menarik," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Sementara itu, Wijaya mengatakan pengembangan agrowisata seluas 2.000 m2 itu salah satu tujuannya untuk memberdayakan potensi yang ada, sekaligus mengajak masyarakat untuk kembali mencintai pertanian.
Baca juga: Mangku Pastika harapkan pemerintah desa di Bali biayai usaha pengelolaan sampah
"Selain sebagai sarana edukasi, kami juga menawarkan pariwisata berkualitas dan nanti bisa menghasilkan juga bagi masyarakat," ucapnya,
Menurut dia, konsep wisata alam menjadi salah satu alternatif yang perlu dikemas sedemikian rupa sehingga wisatawan bisa tinggal lebih lama di Pulau Dewata.
Apalagi kalau wisatawan ke Bali juga bisa mendapatkan layanan usada (pengobatan tradisional) Bali, di samping selama ini Pulau Dewata juga sudah siap dengan wisata medis.
Wakil Ketua Bonsai Kelapa Tabanan Bali Putu Baru Nadiasa mengatakan ia bersama 18 rekan lainnya sengaja mengembangkan kelapa menjadi karya seni kreatif bonsai untuk mengisi waktu luang dan sekaligus berharap bisa menjadi sumber penghasilan.
"Dulu saya sempat juga membuka stan sendiri berjualan di pinggir jalan. Meskipun pandemi, kami tetap berkarya dan bersemangat," ujar Nadiasa.