Jakarta (ANTARA) - Hasil survei KedaiKOPI yang diluncurkan di Jakarta, Minggu, menunjukkan mayoritas responden yang diwawancarai menilai pembangunan infrastruktur merupakan wujud keberhasilan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
"Dari total 1.200 responden yang diwawancara pada periode 16-24 November 2021, sekitar 39 persen di antaranya menilai keberhasilan pemerintah saat ini ditunjukkan lewat pembangunan infrastruktur," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu.
Selain itu, sekitar 19 persen responden menilai keberhasilan kerja pemerintah terlihat dari menurunnya kasus COVID-19, sementara 9 persen responden lainnya menyebut pemerintah sukses meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam hasil survei yang sama, responden lainnya menilai pemerintah berhasil melaksanakan program vaksinasi COVID-19, pemberdayaan ekonomi terutama sektor UMKM, dan pendidikan.
Baca juga: Survei: Kepuasan publik terhadap Presiden capai 72 persen
Kemudian, sebanyak 1,2 persen responden menganggap pemerintah berhasil memberantas korupsi dan jumlah responden yang sama menilai pemerintah telah mengatasi masalah ketenagakerjaan.
Sebanyak 1 persen dari 1.200 responden atau sekitar 12 orang menilai pemerintah telah melaksanakan program kesehatan gratis, sementara 0,8 persen responden lainnya atau sekitar 10 orang menyebut pemerintah berhasil memberantas terorisme.
Lembaga survei KedaiKOPI juga menghimpun pendapat publik terkait masalah yang dihadapi masyarakat saat ini.
Hasilnya, kata dia, sekitar 37 persen responden atau 444 orang yang diwawancara berpendapat pandemi COVID-19 masih Menjadi masalah utama, tetapi 17,4 persen responden lainnya menilai tingginya pengangguran dan kurangnya lapangan kerja menjadi problem yang banyak dialami masyarakat.
Baca juga: Presiden Jokowi minta vaksinasi COVID-19 di daerah dipercepat
Dalam hasil survei itu, masalah lain yang menjadi perhatian publik, antara lain tingginya harga kebutuhan pokok (9 persen), korupsi (6,1 persen), tingginya utang luar negeri (4,6 persen), rendahnya daya beli masyarakat (4,5 persen), terpuruknya ekonomi (3,9 persen), kemiskinan dan kesenjangan (3,7 persen), tidak meratanya distribusi bantuan (1,5 persen), dan layanan pendidikan kurang merata (1,6 persen).
Terlepas dari berbagai masalah itu, mayoritas responden tetap mengaku nyaman dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Sekitar 68,8 persen dari 1.200 responden mengaku nyaman, sementara 31,2 persen mengaku sebaliknya, kata Kunto.
Baca juga: Presiden ingin petani dapat kepastian harga dan permintaan bawang merah
Ada berbagai alasan responden mengaku nyaman dengan kepemimpinan Jokowi, antara lain mereka merasa negara aman, nyaman, dan kebebasan terjamin. Setidaknya ada 28,8 persen dari 826 responden yang menyampaikan alasan itu.
Alasan lainnya, para responden mengapresiasi penyaluran bantuan ke rakyat, pembangunan lebih merata, sosok Jokowi sebagai pemimpin prorakyat, penanganan COVID-19, dan perekonomian yang dinilai mulai membaik.
Namun, sebanyak 374 responden berpendapat sebaliknya karena mereka menilai rakyat tidak sejahtera, nasib tenaga kerja memburuk, pembangunan ekonomi tidak merata, adanya diskriminasi dan ancaman keamanan, layanan kesehatan tidak merata, korupsi, dan tingginya utang negara selama Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.