Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan program Kartu Prakerja mendorong tercapainya Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia.
Hal ini dapat terwujud melalui Kartu Prakerja karena program ini mendorong penguatan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai Visi Indonesia 2045.
“SDM Indonesia yang berkualitas sangat penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang optimal serta berkelanjutan,” katanya dalam Webinar Evaluasi Dampak Program Kartu Prakerja di Jakarta, Rabu.
Dalam mencapai Visi Indonesia 2045 sebenarnya memiliki beberapa syarat yaitu infrastruktur layak untuk mendukung mobilitas dan pembangunan, program kesehatan dan perlindungan sosial serta perbaikan kualitas pelayanan dan efisiensi bisnis birokrasi pemerintah.
Kemudian pengelolaan tata ruang yang baik, pengelolaan sumber daya ekonomi dan keuangan melalui APBN yang sehat termasuk juga penguatan SDM melalui pendidikan dan riset serta pengayaan inovasi dan teknologi untuk menjawab tantangan industri.
Menurut Febrio, Kartu Prakerja akan mampu memenuhi syarat-syarat tersebut karena program ini berbasis penguatan dan pelatihan yang pada akhirnya meningkatkan link and match dengan industri, penguatan penelitian serta mendorong adopsi TIK.
Terlebih lagi, program Kartu Prakerja yang bersifat cash program juga mampu menjaga pendapatan dan menopang perekonomian masyarakat di tengah krisis kesehatan pandemi COVID-19.
Program Kartu Prakerja ini disiapkan untuk menghilangkan gap antara kompetensi SDM dan kebutuhan dunia kerja mengingat lembaga pendidikan belum mampu menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Febrio menuturkan masih sering terdapat pencari kerja yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kompetensi yang diberikan dunia pendidikan tidak sesuai dengan yang dicari.
Oleh sebab itu, pemerintah pun berupaya memberikan tambahan keterampilan bagi angkatan kerja Indonesia sehingga labour market yang ada menjadi lebih sehat dan fleksibel.
Ia menjelaskan Kartu Prakerja menerapkan tiga hal yang mendorong perbaikan kualitas SDM sesuai kebutuhan industri yaitu skilling, upskilling, dan reskilling.
Kebijakan program Kartu Prakerja juga didorong untuk peningkatan keterampilan yang dibutuhkan industri saat ini terutama dalam menghadapi era industri 4.0 dan teknologi digital.
Upaya tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melakukan penguatan investasi pembangunan SDM terutama pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, penguatan SDM juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pencari kerja baru khususnya para anak muda maupun mereka yang alih profesi dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Melalui program ini diharapkan kompetensi baik para pencari kerja baru, pencari kerja alih profesi atau korban PHK dapat mengisi kebutuhan pencari kerja sehingga masalah pengangguran dapat diatasi,” kata Febrio.