Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 1.000 ton atau sepertiga dari jumlah produksi kopi di Bali yang berhasil diolah, memberikan nilai jual tinggi dan menambah pendapatan petani setempat.
"Jumlah tersebut hanya sepertiga dari total produksi kopi di wilayah ini, yakni sebanyak 3.500 ton," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di sela-sela sosialiasi tentang pembiayaan atau kredit bagi petani di Denpasar, Rabu.
Sisanya sebanyak 2.500 ton masih terjual namun hasilnya tidak sebesar yang telah diolah sebelumnya, katanya.
Biasanya, kopi tersebut dijual dalam bentuk biji gelondongan dan harganya tak terlalu tinggi dibandingkan yang diolah menjadi beras kopi.
"Kondisi tersebut membuat keuntungan lebih banyak dinikmati perusahaan yang mengolah kopi menjadi barang bernilai jual tinggi," ujarnya.
Dewa menjelaskan, penyebab masih banyaknya produksi kopi yang belum terolah itu adalah peralatan yang tidak memadai dan permodalan kurang.(IGT/T007)