Denpasar (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan pelaku usaha atau UMKM di Pulau Dewata dituntut agar cepat beradaptasi dengan perubahan dan melakukan transformasi digital sebagai kiat untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Transformasi digital itu diantaranya mulai dari aspek produksi, pemasaran, pembayaran, hingga pembiayaan," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.
Terkait dengan adaptasi pelaku usaha ini, belum lama ini BI telah menggelar webminar untuk mengedukasi dan memotivasi pelaku usaha sehingga bisa beradaptasi di tengah situasi pandemi.
Baca juga: BI Bali: KAD jadi solusi kendalikan pasokan bahan pangan
Kegiatan tersebut menghadirkan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan narasumber dari kalangan pelaku usaha, digitalpreneur, dan perbankan seperti Hermien Sri Rejeki (Founder Sehat Segar Herbal Drink), Bintari Saptanti (Co-Founder Bakmi Sundoro), Ajik Krisna (Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali) dan Nathalya Wani Sabu selaku Vice President BCA.
Trisno menambahkan, seiring dengan penurunan level PPKM di Bali, perekonomian Bali pada triwulan II 2021 pun mulai menunjukkan pemulihan dan tumbuh sebesar 2,83 persen (yoy).
Selain itu, transaksi digital di Bali terus mengalami kenaikan yaitu Rp30 miliar perbulan dengan jumlah transaksi sebanyak 376 ribu.
"Bank Indonesia terus mendorong proses transformasi digital melalui sistem pembayaran menggunakan QRIS yang memungkinkan pelaku usaha untuk masuk ke dalam ekosistem digital dan dapat melakukan transaksi tanpa tatap muka sehingga pembayaran bisa berlangsung cepat, mudah, murah, aman, dan handal," ucapnya.
Baca juga: BI Bali: Pertanian 4.0 penting percepat pemulihan ekonomi
Hingga kini jumlah pelaku usaha yang telah terhubung dengan QRIS sudah mencapai lebih dari 10 juta merchant di Indonesia, sementara di Bali berjumlah lebih dari 310.266 merchant.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengapresiasi berbagai usaha Bank Indonesia yang secara berkelanjutan mendukung pelaku usaha untuk terus berinovasi dan memotivasi perubahan pola pikir, sikap dan perilaku dari pelaku usaha.
"Selain untuk mendukung pemulihan ekonomi, pemanfaatan teknologi digital juga dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Menurut dia, pelaku usaha yang tidak memanfaatkan teknologi digital di era globalisasi ini akan tertinggal karena digitalisasi adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, kegiatan yang diinisiasi Bank Indonesia dinilai sangat tepat untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi pelaku usaha untuk mulai memanfaatkan teknologi digital.