Jakarta (ANTARA) - Tim pemantauan dan evaluasi Kantor Staf Presiden (KSP) menghargai sekaligus mendukung percepatan pembangunan RSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan nasional, untuk menjawab kebutuhan penanganan Covid-19 di kawasan Indonesia Timur.
Dalam rangka meninjau kesiapan pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan dan penanganan pandemi Covid-19 di rumah sakit, tim KSP telah melakukan kunjungan ke RSUD Dok II Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat (13/8).
“Inisiatif perbaikan infrastruktur kesehatan merupakan hal penting untuk menjamin kesehatan masyarakat, sehingga pembangunan seperti ini harus dipercepat dan tidak mengganggu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Tenaga Ahli KSP, Rini S Modouw, dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan pembangunan itu juga harus diimbangi ketersediaan jumlah tenaga kesehatan yang memadai, seperti dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan tenaga perawat. “Oleh karenanya, KSP akan mendorong ketersediaan kuota nakes untuk pengangkatan honorer nakes dengan format afirmasi,” kata dia.
Ia menyatakan, mereka akan meneruskan permohonan dari Pemerintah Provinsi Papua untuk mengafirmasi ke pusat melalui Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan.
Sebagai informasi, RSUD Dok II Jayapura merupakan rumah sakit rujukan utama untuk penanganan Covid-19 di Papua. Selain itu, RSUD Dok II Jayapura merupakan salah satu dari 14 rumah sakit rujukan nasional yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan 390/2014.
Saat ini pengelola rumah sakit sedang menggenjot proses pembangunan gedung rawat inap VIP, dan gedung untuk spesialis jantung. Mereka juga berencana segera mempersiapkan pembangunan gedung pengembangan ibu dan anak serta pusat penanganan trauma pada tahun depan. Proses pembangunan dan perbaikan di RSUD Dok II Jayapura ini pun ditargetkan selesai pada 2024.
Sebelumnya proses pembangunan RSUD Dok II Jayapura sempat terhenti selama delapan tahun. Namun pembangunan RS dilanjutkan setelah kepemimpinan berganti dan kebijakan pemimpin daerah memperbaiki kondisi tersebut dengan respon cepat guna membantu penanganan Covid-19 di Papua.
Direktur RSUD Dok II Jayapura, Aloysius Giay, mengakui RSUD Dok II Jayapura sempat kesulitan dalam menangani Covid-19, terutama seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Papua sekitar tiga pekan lalu.
Mereka kewalahan karena jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah pasien yang ditangani, walaupun pada akhirnya situasi krisis dapat tertangani dengan baik. “Kalau kami tolak [pasien Covid-19] sini, nanti mereka mau kemana lagi?” kata dia.