Denpasar (ANTARA) - Dewan Pengurus Wilayah Nawa Cita Pariwisata Indonesia (DPW-NCPI) Bali berupaya untuk menyiapkan skenario khusus untuk pemulihan sektor pariwisata dan
kunjungan wisatawan di Pulau Dewata saat pandemi COVID-19.
Ketua DPW-NCPI Bali Agus Maha Usadha di Denpasar, Rabu, mengatakan pandemi COVID-19 membuat perekonomian lumpuh, terlebih Bali yang bergerak di sektor jasa pariwisata semuanya tak bergerak.
"Selama pandemi COVID-19 sektor andalan Bali adalah pariwisata. Semua hotel dan restoran tutup dan angka pengangguran semakin meningkat," ujar Agus Maha didampingi pengurus NCPI Bali lainnya.
Baca juga: Pemkab Badung ajak CEO bangkitkan ekonomi Bali
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya ingin membangkitkan kembali sektor pariwisata tersebut dengan kebiasaan era baru dan mencarikan solusi melalui kegiatan seminar nasional bertajuk "Bali Economic and Invesment Forum 2021 : Grand Design of Bali Economic Recovery".
Ia menjelaskan dalam seminar nasional yang diselenggarakan di Hotel Inaya Nusa Dua, Bali pada 8 April 2021 akan menghadirkan pembicara utama, antara lain Menteri Koordinator Kemaritiman Luhur Binsar Panjahitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bali Wayan Koster.
Sedangkan panelis antara lain Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Kepala OJK Provinsi Bali Giri Tribroto.
"Kegiatan akan diikuti secara langsung (offline) sebanyak 100 orang, sedangkan melalui virtual (online) sedikitnya 1.000 orang," kata Agus Maha.
Agus Maha lebih lanjut mengatakan berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan skenario khusus (grand-design) sebagai upaya penyelamatan ekonomi Bali dalam jangka menengah dua hingga tiga tahun ke depan.
Baca juga: Penerbangan internasional Bali dibuka kembali lewati tahapan simulasi
Untuk menyikapi tantangan perekonomian Bali dalam skenario khusus, lanjutnya, antara lain mayoritas usaha wisata pada dasarnya sehat, namun karena adanya pandemi COVID-19 mengalami risiko kebangkrutan, sehingga diperlukan kebijakan keuangan khusus.
Selain itu, memberikan edukasi pada masyarakat, terlebih lagi yang berkecimpung pada industri pariwisata dengan asumsi kemungkinan pascapandemi COVID-19, ekonomi global dan juga pariwisata global tidak kembali ke model lama, sehingga diperlukan adaptasi merespons perubahan.
Bagi para pengambil kebijakan wajib menyiapkan koreksi kebijakan ekonomi Bali yang lebih bersahabat terhadap alam dan lingkungan, pariwisata kerakyatan yang ramah terhadap budaya, pengembangan industri tepat guna di sektor pertanian, industri pengolahan, serta potensi industri kesehatan dan pendidikan ke depan serta "green industry" yang ramah lingkungan menjadi peluang diversifikasi perekonomian untuk mendorong transformasi perekonomian Bali.
Baca juga: Optimisme Presiden Jokowi untuk "Re-Open Border" Bali
"Untuk mendukung itu, perhatian terhadap bidang pertanian dalam arti luas wajib menjadi prioritas dikembangkan di masa depan. Pengembangan pembangunan yang hanya bertumpu pada bidang pariwisata dikhawatirkan menjadi pengulangan kejadian seperti kejadian perang Teluk, pemboman di Kuta Bali dan pandemi COVID-19," ujarnya.