Denpasar (ANTARA) - Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali bersama pimpinan perbankan dan jajaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat yang jumlahnya sebanyak 310 orang, menerima vaksinasi COVID-19 sebagai bentuk dukungan terhadap program vaksinasi dan pemulihan ekonomi Pulau Dewata.
"Vaksinasi COVID-19 ini sangat penting karena dengan kesehatan pulih, maka ekonomi akan bangkit," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan vaksinasi tersebut di Denpasar, Sabtu.
Baca juga: Gubernur: Vaksinasi tingkatkan kepercayaan pariwisata Bali
Dalam kegiatan vaksinasi yang dibuka oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati itu, Trisno mengatakan salah satu pilar utama pemulihan ekonomi adalah pada sektor kesehatan.
"Untuk itulah, Bank Indonesia dan seluruh industri keuangan sangat mendukung program vaksinasi ini sebagai upaya untuk mewujudkan 'herd immunity' COVID-19. Pada akhirnya, diharapkan dapat melindungi masyarakat dari COVID-19 untuk tetap produktif secara sosial dan ekonomi menuju pemulihan ekonomi Bali," katanya.
Mantan Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta itu menambahkan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan Bali sebagai penyumbang devisa pariwisata nasional terbesar menjadi provinsi yang paling terdampak dengan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar minus 9,31 persen (yoy).
"Tidak ada cara lain, game changernya ini vaksinasi, jadi kalau orang luar datang juga merasa nyaman di Bali," kata Trisno.
Baca juga: 2.500 personel Polda Bali divaksin COVID-19 tahap kedua (video)
Bali sebagai tolok ukur kebangkitan ekonomi dari sektor pariwisata, kata dia, telah menjadi salah satu provinsi yang memperoleh prioritas utama dari pemerintah untuk pelaksanaan program vaksinasi COVID-19.
"Kami sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang telah memberikan kuota vaksin bagi kami yang bekerja di industri keuangan," katanya.
Pihaknya berharap agar program vaksinasi ini dapat berkelanjutan kepada seluruh pelaku industri keuangan sebagai salah satu pelayan publik yang memiliki mobilitas yang cukup tinggi berinteraksi dengan masyarakat. Bahkan sebelumnya ada perbankan yang kantornya sempat ditutup sementara karena banyak karyawannya terpapar COVID-19.
Dengan 310 orang pelaku industri keuangan yang telah divaksin COVID-19 itu diakui memang masih jauh dari jumlah keseluruhan pelaku perbankan di Bali yang total hingga di atas 5.000 personel itu.
"Jumlah tersebut belum termasuk untuk karyawan BPR. Untuk di wilayah Kuta, Badung, saja ada sekitar 600-an yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk vaksinasi berikutnya, kami siap saja memfasilitasi, tetapi itu tergantung jumlah stok vaksin yang ada," kata Trisno Nugroho.
Baca juga: Wagub Bali apresiasi pemberian vaksin COVID-19 bagi pelaku pariwisata
Sementara itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengingatkan agar mereka yang sudah divaksin lantas jangan sampai lalai atau abai dengan protokol kesehatan karena masih bisa terpapar ataupun menularkan virus COVID-19 kepada orang lain.
"Hari ini menjadi hari penting karena peristiwa semacam ini tentu menjadi harapan hampir semua penduduk Bali. Di Bali itu keinginan masyarakat untuk divaksin tinggi sekali, bahkan vaksinasi yang sudah terlaksana itu telah melebihi yang ditargetkan dan berbagai pihak sudah menggunakan aksesnya untuk bisa mendapatkan lebih banyak vaksin," katanya.
Wagub yang biasa disapa Cok Ace itupun menyinggung dalam beberapa minggu terakhir, tren kasus positif COVID-19 di Provinsi Bali telah menunjukkan penurunan. Ini disebabkan selain karena kedisiplinan masyarakat, juga peningkatan imun kelompok masyarakat yang sudah divaksin COVID-19.
"Dengan pulihnya kesehatan masyarakat Bali, maka akan pulih ekonomi Bali. Jadi jangan ragu-ragu untuk divaksin. Saya yang sudah divaksin, saya di atas 60 tahun dan saya tetap bugar," katanya pada acara yang juga dihadiri anggota DPR Gusti Agung Rai Wirajaya dan Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusa Tenggara Giri Tribroto itu.