Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Adi Nugroho menjelaskan di bulan Maret 2020, ekspor produk buah-buahan berupa buah manggis meningkat hingga 220,09 persen dan dominan diekspor ke negara Tiongkok.
Pada Maret 2020, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat sebesar 44,16 juta dolar AS atau turun sebesar 13,01 persen jika dibandingkan dengan ekspor di bulan Februari 2020 yang saat itu tercatat sebesar 50.76 juta dolar.
"Saat dilihat dari negara tujuannya, ekspor barang ke Perancis di bulan Maret 2020 tercatat turun paling signifikan yaitu sebesar 39,91 persen yang didominasi oleh turunnya ekspor produk pakaian jadi bukan rajutan," kata Adi Nugroho usai dikonfirmasi di Denpasar, Selasa sore.
Baca juga: Gubernur: Bali masih mampu ekspor manggis meski pandemi COVID-19
Ia mengatakan dilihat dari sisi komoditas penurunan yang siginifikan terjadi pada ekspor produk perhiasan atau permata yaitu mencapai 23,99 persen di bulan Maret 2020, apabila dibandingkan dengan Februari 2020.
Sementara itu, terkait dengan ekspor manggis menurut, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, I Putu Terunanegara, terhitung dari bulan Januari hingga Mei 2020 telah mengekspor sekitar 800 ton buah manggis.
"Pengiriman masih tapi memang tidak setiap hari, karena penerbangan tidak ada jadi alternatifnya melalui pelabuhan laut di Tanjung Perak dan Tanjung Priok," jelasnya.
Baca juga: Ekspor masker dari Bali meningkat 116 persen
Sedangkan untuk nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri, Adi Nugroho menjelaskan di bulan Maret 2020 tercatat sebesar 13,461 juta dolar, naik sebesar 13,25 persen dibandingkan bulan Februari 2020 yang saat itu tercatat sebesar 11,886 juta dolar.
Apabila dilihat dari asal negara, impor barang dari Tiongkok mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat lebih sebanyak 326,21 persen yang disebabkan oleh naiknya impor produk mesin dan peralatan listrik dan produk barang-barang dari kulit.
Sedangkan untuk komoditasnya yaitu impor produk tembakau berupa cerutu, cheroot, cerutu kecil dan sigaret dari tembakau atau pengganti tembakau, dan bahan utamanya diimpor dari Belanda, tercatat mengalami peningkatan sangat tajam hingga ribuan persen yaitu sebesar 2.191,43 persen.
Baca juga: Gianyar ekspor dupa ke Amerika saat COVID-19
"Dari keterangan KPPBC Tipe Madya Pabean Denpasar adanya lonjakan kegiatan impor rokok yang dilakukan oleh salah satu perusahaan yang biasa melakukan impor rokok di Bali," kata Adi.