Jakarta (ANTARA) - Ditangguhkannya musim turnamen tenis saat ini mungkin bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petenis asal Skotlandia Andy Murray untuk memulihkan diri dari cedera, namun justru akan sulit baginya untuk bisa kembali meraih gelar juara Grand Slam.
Murray menjalani operasi pelapisan pinggul pada awal 2019 lalu dan dijadwalkan akan tampil pada partai ganda putra pada Juni 2020 terlebih dahulu sebelum kembali bermain di sektor tunggal putra pada Agustus 2020.
Sepanjang tahun ini, pemain berusia 32 tahun itu belum memainkan satu laga pun karena memar pada tulang di sekitar pinggulnya. Namun mengingat penangguhan musim turnamen tenis diperpanjang hingga Juli 2020 akibat pandemi COVID-19, Murray jadi punya banyak waktu untuk memulihkan diri.
Baca juga: Nadal pesimistis kelanjutan kompetisi tenis dunia
Baca juga: Murray sebut tenis paling akhir yang dimainkan lagi
Meski demikian, dilansir dari Reuters, Senin, mantan petenis nomor satu Inggris Greg Rusedski mengatakan tidak mudah bagi Murray untuk bisa kembali sejajar dengan petenis-petenis papan atas lainnya, yakni Roger Federer, Rafael Nadal dan Novak Djokovic.
“Untuk saat ini, kabar baiknya adalah, Murray punya waktu yang cukup lama untuk istirahat dan memulihkan diri. Semoga dia (Murray) cepat sehat. Tapi kalau untuk menantang Nadal, Federer, Djokovic maupun Stefanos Tsitsipas rasanya akan sulit,” kata Rusedski.
“Dia mungkin bisa memenangkan pertandingan. Namun sepertinya sulit untuk meraih gelar juara Grand Slam. Dia bisa saja mencapai perempat final, tapi babak selanjutnya tidak akan mudah dilewati, terlebih pinggulnya baru dioperasi. Ini akan jadi pertanyaan besar. Walau begitu, saya berharap penilaian saya salah dan dia bisa membuktikan diri,” ungkap Rusedski.
Saat ini, Murray menempati peringkat 129. Minggu depan, dia harus menukar raketnya dengan sebuah alat kendali karena akan tampil di pertandingan tenis virtual Madrid Open bersama dengan sederet petenis top dunia lainnya, di antaranya Nadal dan Dominic Thiem.