Badung (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menggenjot ekspor produk-produk pertanian melalui penguatan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).
"Komando Strategis Pembangunan Pertanian ini bertujuan untuk dapat membangun ekosistem pertanian modern berbasis sains dan teknologi informasi dan komunikasi melalui pemberdayaan penyuluh," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Kementan, Banun Harpini, saat kegiatan Focus Group Discussion Pemantapan Kostratani dalam Mendukung Ekspor Produk Pertanian di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Ia mengatakan, Komando Strategis Pembangunan Pertanian dibuat untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam menggerakkan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatan juga selalu berbicara penguatan organisasi pertanian hingga level kecamatan.
"Menteri Pertanian menugaskan kami untuk secara khusus mengawal pertanian Bali. Program peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian harus dipersiapkan. Selain juga identifikasi produk atau mapping produk pertanian yang siap ekspor," katanya.
Berbagai terobosan yang dilakukan, menurutnya dilakukan sebagai pengembangan sektor pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga diharapkan petani mudah menyesuaikan diri terhadap inovasi teknologi pertanian, termasuk mampu berinteraksi dengan media sosial dan perkembangan teknologi informasi.
Baca juga: Mentan puji komitmen Gubernur Bali majukan pertanian
Dalam kegiatan FGD tersebut, Banun Harpini juga memaparkan berbagai program strategis Kementerian Pertanian untuk mendukung kesejahteraan petani.
Program-program tersebut diantaranya adalah, penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih besar serta program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
"Kami juga memperkuat akses informasi terkait potensi produk ekspor di masing-masing daerah, melakukan promosi serta membantu para petani yang berpotensi ekspor agar dapat memasuki pasar ekspor," ujar Banun.
Baca juga: Mentan dorong petani Bali manfaatkan KUR (video)
Ia menambahkan, aplikasi Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export (IMACE) yang merupakan aplikasi peta potensi ekspor untuk setiap daerah dan komoditi unggulannya, juga telah mampu memetakan komoditas unggulan ekspor untuk wilayah Bali, antara lain kopi, kakao, salak, dan manggis.