Denpasar (Antara Bali) - Ketua Perkumpulan Obsteri dan Ginekologi (POGI) Denpasar dr Made Suyasa Jaya SpOG menilai, sejauh ini masih minim kesadaran remaja putri di berbagai sekolah di Denpasar untuk melakukan vaksinasi kanker serviks.
"Respon remaja putri untuk melakukan vaksinasi kanker serviks berbasis sekolah masih rendah. Dari 106 sekolah di Kota Denpasar jenjang pendidikan SMP dan SMA yang kami sosialisasikan, yang mau merespon baru delapan sekolah. Padahal program telah kami sosialisasikan sejak pembukaan masa orientasi siswa pada 2011," kata dr Made Suyasa Jaya, di Denpasar, Senin.
Ia menyebut, delapan sekolah yang telah merespon program itu yakni SMP Tunas Daud, SMP Kalam Kudus, SMPN 1 Denpasar, SMAN 1 Denpasar, SMP Cipta Dharma, SMPN 7 Denpasar, SMAN 8 Denpasar dan SMAN 4 Denpasar.
"Total jumlah siswi yang sudah tersasar di delapan sekolah tersebut 343 orang. Walaupun sudah ada respon, tetapi jika dilihat dari jumlah keseluruhan siswi di masing-masing sekolah, sebenarnya jumlah itu masih jauh dari harapan," ujarnya.
Ia menyampaikan, melalui program vaksinasi berbasis sekolah ini, tiap siswi cukup membayar Rp1 juta untuk mendapatkan tiga kali vaksin karena mendapatkan subsidi langsung dari pabrik penyedia vaksin kanker serviks yang menjadi mitra POGI. Itupun bisa diangsur selama tiga kali.(LHS/T007)