Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden 2020 Giring Ganesha menyebutkan bahwa jumlah pendaftar turnamen esports Piala Presiden mengalami kenaikan hampir 10 kali lipat dibanding tahun 2019, dengan jumlah mencapai 177.000 orang dari sebelumnya hanya 18.000.
"Ini jelas mencengangkan buat kami, tahun lalu ada 18 ribu pendaftar tapi tahun ini meningkat jadi 177 ribu. Dari ratusan ribu pendaftar itu, kami dapat empat tim untuk Free Fire, tiga untuk PES. Untuk MPL kami batasi untuk pemain lokal saja," kata Giring saat ditemui di Kantor Kemenpora RI Jakarta, Selasa.
Dalam turnamen yang diselenggarakan oleh Indonesia ESports Premiere League (IESPL) ini, akan diisi dengan empat nomor pertandingan yaitu gim Free Fire, Pro Evolution Soccer (PES), Mobile Premiere League, dan satu gim lokal.
Baca juga: 29 atlet regional barat Final Nasional Piala Presiden Esports 2020
Baca juga: BIG lolos grand final Piala Presiden Esports 2020
Untuk gim lokal yang akan ditandingkan sebagai eksibisi, Giring masih enggan menyebutkan nama permainan yang akan dipilih tersebut. Namun ia memastikan pemilihan konten lokal ini juga sebagai bentuk dukungan IESPL dan pemerintah untuk mengembangkan potensi pengembanga gim nasional.
"Kami punya komitmen untuk mendorong gim lokal sehingga bisa punya panggung seperti gim luar negeri. Ini kan juga sudah jadi program pemerintah untuk mendukung industri kreatif Tanah Air," pungkas Giring.
Saat mengunjungi Kantor Kemenpora RI dan bertemu Menpora Zainuddin Amali, Giring juga memberikan laporan dan berkoordinasi jelang pelaksanaan Grand Final Piala Presiden 2020 yang akan digelar pada 1-2 Februari di BSD Tangerang.
Pada Piala Presiden 2020, selain diikuti tim-tim nasional yang sebelumnya sudah melalui proses kualifikasi di berbagai daerah, juga akan diramaikan oleh tim esports dari luar negeri. Menurut Menpora, keterlibatan tim asing bisa meningkatkan atmosfer bertanding secara lebih kompetitif.
"Ini akan jadi salah satu cabor andalan kita, sebelumnya pun sudah ada beberapa kejuaraan dunia yang diikuti selain SEA Games. Kami berharap betul kepada para atlet, karena ini sudah masuk dalam olahraga maka harus mempersiapkan diri. Bukan hanya keterampilan memainkan gim-gim esports, tapi juga ketahahan fisik dan mental," katanya menjelaskan.
Pada turnamen ini, IESPL mengundang tim asing dari Asia Tenggara seperti Vietnam, Kamboja, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Harapannya, Indonesia bisa menjadi mercusuar esports di kawasan ASEAN.