Singaraja (ANTARA) - Undiksha Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali menyiapkan kuota mahasiswa untuk tahun 2020 sebanyak 3.069 orang, kata Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di Singaraja, Selasa.
"Kuota tersebut terdiri dari program D-3 sebanyak 374 orang, S-1 sebanyak 2.427 orang, S-2 sebanyak 245 orang dan S-3 sebanyak 23 orang," katanya.
Menurut Jampel, Undiksha tidak hanya menawarkan program studi kependidikan, namun juga non kependidikan, karena itu "output" atau lulusan tidak seluruhnya menjadi calon guru.
"Undiksha memiliki 64 Prodi yang tersebar di delapan fakultas. Sebagian besar memang non pendidikan. Undiksha juga sudah memiliki Fakultas Kedokteran sejak tahun 2018, jadi tahun ini sudah masuk angkatan kedua," katanya.
Penerimaan mahasiswa tahun akademik tahun 2020 dilakukan melalui SNMPTN yang diawali dengan registrasi akun LTMPT pada 2 Desember 2019-7 Januari 2020, pengisian data PDSS dan pemeringkatan oleh sekolah pada 13 Januari-6 Februari 2020, pendaftarannya pada 11-25 Februari dan pengumuman hasil seleksi dijadwalkan pada 4 April 2020.
Selain itu, ada pula SBMPTN yang diawali dengan registrasi akun LTMPT pada 7 Februari-5 April 2020, pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada 30 Maret-11 April 2020, pelaksanaan UTBK pada 20-26 April 2020 dan pengumuman hasilnya dijadwalkan pada 12 Mei 2020.
Sementara itu untuk pendaftaran SBMPTN berlangsung pada 2-13 Juni 2020 dan pengumuman hasil seleksi pada 30 Juni 2020.
"Selain itu ada juga jalur mandiri. Ditangani langsung oleh universitas. Untuk di Undiksha, jadwal pendaftarannya masih disusun," jelas Jampel.
Sebagai perguruan tinggi yang berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, Undiksha yang sudah terakreditasi unggul (A) masih menawarkan biaya pendidikan yang merakyat.
Selain itu, Undiksha juga mendapatkan alokasi berbagai jenis beasiswa, seperti Bidikmisi dengan kuota mencapai ratusan orang, beasiswa perbankan, PPA, dan beasiswa pemerintah kabupaten.
"Kami ingin masyarakat bisa menikmati pendidikan. Karena itu, kami berupaya menawarkan biaya yang terjangkau," kata rektor asal Nusa Dua, Kabupaten Badung ini.
Sebagai lembaga pendidikan yang dituntut melahirkan lulusan berkompeten, Undiksha telah mempersiapkan sejumlah program strategis. Kurikulum disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan, salah satunya revolusi industri 4.0.
Dalam perkuliahan, mahasiswa didorong tidak hanya menguasai bidang sesuai dengan program studi, tetapi juga memiliki kemampuan berbahasa asing dan menguasai teknologi.
"Di era seperti sekarang, kita harus bersikap critical, creative, communicative, collaborative. Tidak kalah penting juga berkarakter. Ini yang Undiksha tanamkan untuk menghasilkan lulusan berdaya saing. Selain itu sarana prasarana kampus juga terus kami benahi," katanya.
Dalam rangka pengembangan kompetensi juga, Undiksha telah menggulirkan program berupa PKL dan PPL luar negeri yang bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand.
Selain itu, pada tahun 2020, Undiksha juga memiliki "fast track program" yang bekerja sama dengan Ming Chi University of Technology (MCUT), Taiwan. Program tersebut sebagai upaya percepatan mahasiswa Undiksha untuk memperoleh gelar sarjana (bachelor degree) dan magister (master degree).
"Implementasi program ini adalah 3 tahun mahasiswa akan mengikuti perkuliahan di Undiksha dan 2 tahun akan melakukan research (skripsi) dan kuliah master degree-nya di MCUT," katanya.
Selain mahasiswa, Undiksha juga berkomitmen untuk mengirimkan dosen yang memiliki ketertarikan research di bidang battery, organic electronic, dan juga intelligent medical device untuk melanjutkan Ph.D programnya di MCUT.