Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir di level terendah tiga bulan pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena optimisme terhadap kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China menumpulkan daya tarik safe haven logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 26,7 dolar AS atau 1,79 persen, menjadi ditutup pada 1.466,4 dolar AS per ounce.
Kementerian Perdagangan China pada Kamis (7/11/2019) menyatakan bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk menarik semua tarif yang diberlakukan oleh kedua negara. Pernyataan ini membantu meringankan ketidakpastian perdagangan yang membebani ekonomi global.
"Di dua minggu ini, para negosiator telah melakukan pembicaraan serius, diskusi konstruktif dan setuju untuk menghilangkan tarif-tarif tambahan di fase (kesepakatan) sebagai progres dari perjanjian yang tengah berjalan," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.
"Jika China, AS, mencapai kesepakatan dagang fase pertama, kedua negara harus meninjau kembali semua tarif tambahan dengan proporsi yang sama secara keseluruhan berdasarkan isi perjanjian, yang mana menjadi situasi penting untuk tercapainya kesepakatan," katanya.
Greenback yang lebih kuat juga membatasi pembelian safe haven emas. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,21 persen menjadi 98,16 pada pukul 18.30 GMT, sebelum penyelesaian transaksi emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 58,8 sen atau 3,34 persen, menjadi ditutup pada 17,01 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 17,7 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi 914 dolar AS per ounce.
Harga emas berjangka jatuh ke level terendah tiga bulan
Jumat, 8 November 2019 8:21 WIB