Denpasar (ANTARA) - Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Bali Nyoman Sutiawan menyatakan prihatin serta mengutuk atas kekerasan terhadap wartawan, salah satunya wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Muh Darwin Fatir yang bertugas meliput demonstrasi mahasiswa di Makassar.
"Ini sudah jelas melanggar Undang-Undang Pers. Wartawan seharusnya mendapat perlindungan dari pihak aparat, akan tetapi malah sebaliknya, aparat melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan, salah satunya wartawan LKBN Antara Biro Makassar yang sedang meliput di lapangan," kata Sutiawan melalui siaran pers yang diterima Antara di Denpasar, Selasa.
Pemilik Metrobali.com ini sangat menyayangkan pihak aparat tidak menghargai tugas-tugas di lapangan. Tugas wartawan adalah pekerjaan yang mulia, meliput dan sekaligus menayangkan informasi yang berkembang di lapangan. Oleh karena itu, IWO Bali berharap kasus ini agar mendapat perhatian dari pihak kepolisian, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Sebelumnya diberitakan, wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Muh Darwin Fatir menjadi salah seorang korban kekerasan dari aparat keamanan saat meliput demonstrasi mahasiswa di Makassar.
Menurut seorang wartawan, Ishak dari Makassar Today yang turut meliput bersama Darwin di sekitar Kantor DPRD Sulsel, Selasa, aksi pemukulan terhadap Darwin tidak dilihat karena dia juga sempat kena pukul aparat yang memukul mundur mahasiswa dari depan Gedung DPRD Sulsel.
Tak lama berselang, baru terlihat dari lorong samping show room NV Hadji Kalla yang berada di dekat flyover, diseret beberapa petugas kepolisian.
Baca juga: Wartawan ANTARA jadi korban saat liput demo mahasiswa Makassar
Kondisi kepalanya berdarah dan di bagian perutnya terlihat bekas sepatu laras. Baju yang dikenakan berwarna putih motif juga terlihat jelas bekas tapak sepatu laras.
Selain Darwin yang mendapat perlakuan represif dari aparat kepolisian, wartawan Ini kata Ipul juga mendapat kekerasan. Sementara mahasiswa yang demo juga banyak yang luka-luka setelah bentrok dengan aparat keamanan.
Wartawan dan mahasiswa yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni RS Awal Bros. Lobi rumah sakit juga dimanfaatkan untuk menampung mahasiswa yang luka-luka dengan menggunakan tandu seadanya, karena ruangan UGD sudah penuh dengan pasien.
Baca juga: Dirpem ANTARA desak Polri usut kekerasan pewarta foto