Jakarta (ANTARA) - Memperingati 25 tahun kelahirannya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyelenggarakan seminar konferensi regional dan nasional dengan mengusung tema besar "The Biggest Challenge of Journalism in Digital Era" di Jakarta, Selasa
Kedua seminar ini membahas tentang tantangan jurnalis maupun media serta kondisi pers dan bisnis media secara keseluruhan yang menghadapi era disrupsi digital. Kondisi yang membawa dampak yang besar terhadap media dan jurnalisme saat ini.
"Diskusi ini mengemuka dalam Kongres IFJ di Tunisia pada Juni lalu. Hampir 50 persen peserta mengkhawatirkan tentang ancaman terhadap kebebasan pers,” ujar Ketua Umum AJI Abdul Manan.
Ia juga menjelaskan bahwa ada banyak kegelisahan mengenai pers dan praktik jurnalisme hingga model bisnis di era digital. Menurutnya, perubahan ini terjadi di seluruh dunia dan juga mendatangkan kekhawatiran terhadap iklim kebebasan pers.
Sementara itu, Seminar Regional bertajuk "The Challenge of Journalist and Media in Southeast Asia Region" menghadirkan beberapa pembicara dari beberapa tokoh di dunia jurnalis di Asia Tenggara.
Di antaranya Nonoy Espina dari NUJP Filipina, Pemimpin Redaksi Malaysiakini.com Steven Gan, Direktur IFJ Asia Pasific berbasis di Sydney, Australia, Jane Worthington.
Turut hadir pula Adam Portelli dari Victorian Branch of Media Entertainment and Art Alliance, Australia dan Anggota Dewan Pers, Indonesia Asep Setiawan.
Sementara Seminar Nasional disampaikan oleh para pemimpin redaksi media, stakeholder atau pemangku kepentingan pers, dan termasuk empat pemenang call paper yang diharapkan memberikan masukan baru untuk media dan pers di Indonesia.
HUT Ke-25, AJI bahas tantangan pers di era "disrupsi digital"
Selasa, 6 Agustus 2019 19:38 WIB