Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mendukung pembangunan bendungan Sidan yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat terutama untuk mengatasi persoalan kekurangan pasokan air bersih saat musim kemarau.
"Kami menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kami kepada pemerintah pusat, melalui pembangunan Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Gianyar dan Bangli yang dijadikan salah satu program strategis nasional pada tahun 2018," ujar Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Bendungan Sidan di Desa Belok Sidan, Badung, Kamis.
Ia mengatakan dibangunnya Bendungan Sidan dapat menjawab permasalahan ketersediaan air baku di Provinsi Bali, termasuk Kabupaten Badung. Pasalnya, wilayah Bali masih kekurangan sumber air baku yang dapat diolah menjadi air bersih.
"Khusus di Kabupaten Badung, kami juga kekurangan 2.000 liter per detik. Di wilayah Badung Selatan saja kami kurang sekitar 890 liter per detik," katanya.
Menurut dia, dengan dibangunnya Bendungan Sidan maka permasalahan kekurangan air dapat ditanggulangi dengan kapasitas bendungan yang memanfaatkan aliran Sungai Ayung itu dapat menghasilkan air baku sekitar 1.750 liter perdetik.
"Paling tidak dengan ini, kami bisa menangani permasalahan air. Karena di Bali, khususnya Badung yanh merupakan daerah pariwisata, saat ini belum mampu mencukupi ketersediaan air bersih secara penuh 24 jam. Kami baru mampu 12-14 jam," kata Wabup Suiasa.
Pihaknya juga berharap pemerintah pusat dan Pemprov Bali dapat kembali melakukan kajian guna mencari tempat-tempat lain yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan air bersih.
"Kami yakin permasalahan air ini bisa teratasi. Melalui prinsip pembangunan "Nangun Sat Kertih Loka Bali" oleh Pemprov dan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana oleh kami di Badung yang disinergikan, permasalahan itu bisa kami atasi bersama," ujarnya.
Ia menambahkan pembangunan Bendungan Sidan yang ditarget selesai pada tahun 2021 mendatang tersebut diharapkan berjalan lancar, tanpa hambatan dan manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
Pembangunan bendungan seluas 82,73 hektar itu menelan biaya senilai Rp829 miliar dengan pelaksanaan pembangunan selama empat tahun dengan anggaran bersumber dari APBN Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta Balai Wilayah Sungai Bali Penida.
Bendungan ini memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 0,65 megawatt dan bermanfaat untuk konservasi sumber daya air yang nantinya akan melayani kebutuhan air baku di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan.