Jakarta (ANTARA) - Liga-liga domestik Eropa yang mengkhawatirkan rencana perubahan drastis sistem kompetisi sepak bola di benua ini mulai 2024, menyatakan tak akan membiarkan kompetisi klub-klub UEFA dimainkan pada akhir pekan.
Topik itu, bersama dengan model distribusi pendapatan Liga Champions dan Liga Europa, akan mendominasi diskusi ketika organisasi payung liga-liga Eropa itu menggelar sidang umum di Lisbon, Jumat pekan ini.
UEFA belum lama ini telah memulai pembicaraan dengan klub-klub di benua ini menyangkut format kompetisi Europa dari 2024.
Asosiasi Sepak Bola Eropa (ECA) menginginkan tim yang bermain dan frekuensi pertandingan ditambah setelah rapat di Amsterdam pekan lalu, namun menyatakan masih terlalu dini untuk mengungkapkan rincian dari rancangan itu.
Namun Liga-Liga Eropa mengkhawatirkan badan sepak bola Eropa UEFA bakal menyandera klub-klub besar untuk memainkan pertandingan pada akhir pekan.
"Kami akan selalu melindungi akhir pekan kami. Kami tidak akan membiarkan kompetisi klub Eropa dimainkan pada akhir pekan," kata Deputi Sekretaris Jenderal Liga-Liga Eropa Alberto Colombo kepada Reuters.
"Gairah penggemar sepak bola digerakkan oleh sepak bola lokal dan oleh tradisi penggemar pergi ke stadion bersama keluarga dan teman mereka pada Sabtu dan Minggu."
Baca juga: Presiden UEFA minta wasit hentikan pertandingan bila ada rasisme
Colombo menambahkan di bawah model yang saat ini berlaku, klub-klub mendapatkan jatah pada kompetisi klub UEFA setelah berada pada puncak klasemen liga masing-masing.
"Jika anda memberi klub-klub besar jaminan tempat dalam Kompetisi Klub UEFA dan anda menghancurkan model ini, maka itu akan merendahkan sepak bola domestik yang menggerakkan gairah penggemar," sambung dia.
Sepak bola klub Eropa berlangsung dalam siklus tiga tahunan yang untuk masa ini berakhir pada 2021. Format untuk siklus 2021-2024 telah ditentukan tahun lalu dengan menambahkan kompetisi strata tiga di bawah Liga Champions dan Liga Europa.
Meskipun begitu, distribusi pendapatan selama siklus 2021-2024 belum diselesaikan dan Liga-liga Eropa menuntut bagian yang lebih besar diberikan kepada klub-klub yang tidak lolos ke kompetisi Eropa.
Mereka menginginkan apa yang disebut pembayaran solidaritas dinaikkan dari saat ini 7,3 persen menjadi 20 persen pada siklus tiga tahunan mendatang.
Liga-liga Eropa pernah menyatakan adalah penting meningkatkan solidaritas demi menjaga impian semua klub yang bukan cuma untuk sejumlah kecil klub kaya raya, sehingga tercipta lingkungan kompetisi yang adil, demikian Reuters.
Baca juga: Asosiasi klub Eropa tolak Piala Dunia Antarklub FIFA